Oleh: Emi Suy
Di balik keras dan kokohnya tembok pingitan, sebuah semangat terus membara. Raden Ajeng Kartini, seorang perempuan pelopor emansipasi perempuan Indonesia, memperjuangkan hak-hak kaum perempuan melalui pendidikan dan kesetaraan. Surat-suratnya menjadi bukti otentik tentang kegigihan perjuangan Kartini dalam menceritakan nasib kaumnya yang serba dibatasi.
Dengan kata-kata yang penuh makna mengalirkan energi, Kartini membangkitkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan kesetaraan bagi perempuan. Perempuan Indonesia harus terus berjuang untuk mencapai kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak mereka di segala lini kehidupan.
Para penyair yang tergabung dalam 19 penyair perempuan ini menulis satu atau dua karya puisi yang bertemakan seputar masalah emansipasi dan pendidikan perempuan di Indonesia, kemudian membacakannya di atas panggung pentas seni untuk menyuarakan suara hati, kegelisahan, dan pesan-pesan moral dan sosial melalui puisi, media sosial, dan komunitas sastra. Lewat puisi, perempuan dapat menyalurkan aspirasi, ekspresi, dan energi positif.
Acara Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih diselenggarakan oleh TISI yang digawangi oleh Oktavianus Masheka telah berlangsung pada Jumat 18 April 2025 dimulai pukul 15.30 WIB di pelataran Museum Fatahillah No:1, Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Kota, Jakarta Barat. Peringatan Hari Kartini 2025, TISI Gelar Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih. Para penyair perempuan ditantang untuk segera merespon yakni apakah emansipasi dan pendidikan perempuan di Indonesia pada saat ini sudah benar-benar terwujud.
“Taman Inspirasi Sastra Indonesia atau TISI menantang semua penyair perempuan untuk segera mempertanyakan dan merespon dua masalah di atas tadi.Khususnya melalui pembacaan karya puisi yang kembali akan ditampilkan oleh TISI melalui sebuah pentas seni dalam rangka memperingati Hari Kartini,” ujar Octavianus Masheka, Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI)
Acara Pentas Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih ini telah direspon dan didukung sepenuhnya oleh Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, Joko Mulyono serta disupport oleh Kepala Unit Pelaksana Museum Fatahillah-Kota Tua, Esti Utami.
Para penyair perempuan Indonesia yang akan tampil di atas Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih- untuk baca puisi dalam rangka Hari Kartini 2025- yaitu Devie Matahari, Dyah Kencono Puspito Dewi, Emi Suy, Erna Winarsih Wiyono, Ewith Bahar, Fanny Jonathan Poyk, Fatin Hamama, Halimah Munawir, Mita Katayo, Nia Samsihono, Nunung Noor El Niel, Rinidiyanti Ayabhi, Nurhayati, Rissa Churria, Shantined, Swary Utami Dewi, Rias A Saharjo, Bei Beliana, Rini Intama, Helvy Tiana Rosa dan Amelia Fitriani. Bagi penonton — pengunjung yang bisa menjawab pertanyaan dari panitia berhadiah uang tunai dan buku. Acara dipandu oleh MC Rissa Churria.
Kemudian selanjutnya acara akan digelar di Taman Eco Park Tebet pada tanggal 27 April mendatang. Diramaikan Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih Peringati Hari RA.Kartini Bersama TISI
Mereka dapat mengungkapkan hal yang tabu menjadi diketahui publik, menyuarakan kebenaran, dan menjadi agen perubahan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab.
Bicara tentang Kartini tentu tak lepas dari peran perempuan memiliki keistimewaan tersendiri dengan kepekaannya, turut andil memberi prestasi dalam komunitas sastra. Mereka juga dapat mempublikasikan karya puisi lewat media sosial dan mengetahui berbagai informasi kegiatan sastra.
Dengan demikian, perempuan dapat menjadi lebih percaya diri dan berani menyuarakan pendapatnya. Mari bergabung dan merayakan Hari Kartini dengan semangat sastra dan kreativitas! Biarkan kata-kata menjadi senjata kita untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan mencapai kesetaraan gender. Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan beradab.
Semangat Kartini terus membara dalam hati kita semua, dan kita dapat menjadi agen perubahan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Dalam era modern ini, perempuan Indonesia terus menunjukkan kekuatan dan ketabahannya. Mereka menjadi pemimpin, entrepreneur, seniman, dan aktivis sosial. Perempuan Indonesia tidak hanya berjuang untuk hak-hak mereka, tetapi juga untuk menciptakan perubahan positif bagi masyarakat.
Dengan semangat Kartini yang terus membara, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab. Kita dapat membangun dunia yang lebih baik untuk perempuan dan anak-anak perempuan. Mari kita terus berjuang untuk mencapai kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Bersama-sama, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia.
Mereka akan terus berjuang untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab, dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia. Dengan semangat Kartini yang terus membara, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dan membangun dunia yang lebih baik.
Dalam perjalanan panjang menuju kesetaraan gender, perempuan Indonesia tidak sendirian. Mereka memiliki dukungan dari masyarakat, keluarga, dan teman-teman. Bersama-sama, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia. Dengan semangat Kartini yang terus membara, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab.
Melalui kata-kata yang penuh makna, kita dapat membangkitkan kesadaran dan membara semangat perubahan. Perempuan Indonesia akan terus menjadi agen perubahan yang positif, menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab, dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia. Hari Kartini bukan hanya tentang mengenang masa lalu. Ini adalah ajakan untuk terus meneruskan nyala semangat Kartini—semangat untuk belajar, berpikir kritis, dan memperjuangkan keadilan.
Lebih dari satu abad sejak gagasannya diperkenalkan kepada dunia jejak Kartini tetap relevan. Ia menjadi simbol keberanian perempuan untuk bersuara, berdaya, dan melampaui batas-batas sosial yang mengekang.Di tengah dunia yang terus berubah pesat, semangat Kartini adalah pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari ruang kecil, pengap dan sempit.
Pemikiran Kartini masih relevan hingga sepanjang zaman. Kartini dikenal sebagai tokoh gerakan perempuan yang gigih memperjuangkan hak-hak perempuan lewat pemikirannya, terutama dalam hal pendidikan dan perubahan sosial perempuan. Pemikirannya membuka jalan bagi perempuan untuk mendapatkan hak yang sama dalam berbagai aspek kehidupan. Di balik dinding-dinding tebal pingitan, seorang Kartini mampu berpikir melampaui jamannya.
Oleh karena itu, meskipun pemikiran Kartini diungkapkan lebih dari seratus tahun yang lalu, tetapi pesan-pesannya masih relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks saat ini. Dengan demikian, penting bagi Perempuan Indonesia untuk memahami pemikiran Kartini dan mengejewantahkannya dalam gerak perempuan di masa kini.
Mari kita perkuat peran perempuan dengan menggali pemikiran Kartini yang masih relevan bagi perjuangan perempuan dan memaknai pemikiran Kartini sebagai bekal perjuangan bagi kesejahteraan perempuan.
Salam Merdeka — Semangat Kartini terus menyala sepanjang masa!