PojokTIM – Nama besar yang disandangnya tidak membuat Harry Tjahjono melupakan orang-orang yang telah memberinya ilmu dan motivasi untuk menulis. di usianya yang tidak lagi muda, suara mantan pemimpin redaksi Tabloid Fantasi itu tetap jernih dan runut.

“Saya beruntung novel Selamat Tinggal Duka yang sebelumnya menjadi cerita bersambuing di Majalah Gadis, diangkat ke layar lebar. Terlebih skenarionya ditulis oeh Sjuman Djaya dan di sutradarai Soekarno M Noor. Itu bentuk pengakuan terhadap karya saya sehingga hampir semua novel saya difilmkan oleh sutradara-sutradara kondang lainnya termasuk Slamet Rahardjo,” ujar Harry Tjahjono ketika menjadi pembicara diskusi bertajuk Berguru Pada Suhu yang diselenggarakan komunitas Sastra Rebon di aula PDS HB Jassin, Selasa (12/11/2024).

Dari karya-karya Sjuman Djaya, Harry Tjahjono belajar menulis skenario. Hingga saat ini sudah ratusan skenario yang ditulis, termasuk Si Doel Anak Sekolah. Dalam serial yang tayang di RCTI itu, Harry menulis 75 skenario.

“Skenario itu dijadikan bahan penelitian untuk tesis seorang doktor dari Amerika,” terang Harry Tjahjono.

Jika menulis skenario belajar secara otodidak dengan melalui karya-karya Sjuman Djaya, maka Harry Tjahjono yang dikenal sebagai seniman multi-talenta, menulis puisi dipelajari dari orang lain Adri Darmadji Woko yang juga menjadi pembicara dalam diskusi yang dipandu Jodhi Yudono.

Mas Adri, sapaan akrab Adri Darmadji Woko, banyak menceritakan kondisi daerah Bulumngan era 70-an. Selain terkenal sebagai pusat kegiatan seniman dari berbagai genre, baik prosa, teater, sampai musik, Bulungan di era itu juga dikenal sebagai gudangnya preman.

“Seringkali seniman, karena penampilannya banyak yang gondrong dan lusuh, dianggap preman juga,” ujar Mas Adri.

Namun demikian, Gelanggang Remaja Bulungan telah mencatatkan diri sebagai tempat yang banyak melahirkan seniman besar, baik di bidang sastra, musik, maupun film. “Saya yang pertama membuat komunitas sastra di Bulungan di awal tahun 70-an,” ujar pendiri Komunitas Negeri Poci tersebut.

Sebelumnya, dalam sambutannya, pengurus Sastra Reboan Dyah Kencono Puspito Dewi berharap peserta yang hadir bisa mendapat ilmu dari para nara sumber. “Datang ke Sastra Reboan pulang bawa ilmu,” ujar Dyah.

Selain diskusi, acara dengan moderator Wahyu Toveng juga diramaikan dengan pembacaan puisi-puisi karya Harry Tjahjono dan Adri Darmadji.tampil sebagai pembaca antara lain, Giyanto Subagio, Piet Yuliakhansa, Shantined, Sihar Ramses Simatupang, Retno Budiningsih, Rissa Churria, Ujang Kasarung, dan lain-lain.

Pembina Sastra Reboan, A Slamet Widodo juga tampil membacakan puisinya yang jenaka berjudul Laki-laki Setia dengan diiringi petikan gitar.

Di akhiri sesi, peserta diajak ikut menyanyikan lagu Harta Berharga ciptaan Harry Tjahjono yang menjadi theme song serial televisi Keluarga Cemara dan kemudian diangkat ke layar lebar di mana soundtrack-nya dinyanyikan Bunga Citra Lestari (BCL).

 

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini