Rida K Liamsi. Foto: Ist

PojokTIM – Penetapan hari besar yang dikaitkan dengan ketokohan seseorang harus didasarkan pada tanggal lahirnya. Hal itu sudah menjadi tradisi umum karena tanggal lahir mencerminkan simbol kemajuan dan bergerak ke depan . Oleh karenanya penetapan Hari Puisi Indonesia sebaiknya juga didasarkan pada tanggal lahir Chairil Anwar yakni 26 Juli 1922.

“Mengapa Chairil Anwar? Karena dia penyair besar dan salah satu tokoh sastra Indonesia, pelopor kepenyairan modern Indonesia dan tokoh angkatan 45,” ujar Ketua Dewan Pendiri Yayasan Hari Puisi Indonesia (YHPI) Rida K Liamsi kepada PojokTIM, Kamis (8/5/2025), melalui pesan singkat.

Datuk – demikian panggilan akrab Rida K Liamsi – memberikan contoh hari-hari bersejarah di Indonesia seperti Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei yang berdasarkan hari lahir Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia. Juga Hari Kartini, 21 April, sesuai tanggal lahirnya RA Kartini, tokoh emansipasi Indonesia.

Sebagai sastrawan yang menjadi pemrakarsa Hari Puisi Indonesia, Datuk mendukung sepenuhnya penetapan Hari Puisi Indonesia (HPI) sesuai tanggal lahir Chairil Anwar. Terlebih hal itu merupakan hasil pemikiran sejumlah penyair yang kemudian dideklarasi tanggal 22 November 2012 di Pekanbaru, Riau.

“Tentu saya sangat sepakat agar Hari Puisi Indonesia diperingati dan dirayakan tanggal 26 Juli,” kata Ketua Dewan Pembina YHPI tersebut.

Terkait penetapan Hari Puisi tanggal 28 April, yang disebut sudah ada sejak tahun 1969, menurut Datuk, belum pernah dirayakan secara nasional dan tidak dilakukan rutin tiap tahun.

“Tanggal 28 April itu kan hari wafatnya Chairul. Tak lazim hari wafat dijadikan hari besar nasional. Kalau peringatan haul seorang tokoh, ya ok lah. Tapi bukan hari besar nasional,” tegas Datuk.

Menurut pemangku gelar Datuk Seri Lela Budaya dari Lembaga Adat Melayu Riau (2015) itu, Indonesia perlu Hari Puisi. Pada hari itulah puisi dirayakan dan dimartabatkan sebagai produk kebudayaan, terutama sastra.

“Terlebih kata Presiden Penyair Indnesia Sutardji Calzoum Bachri, Indonesia dilahirkan dari sebuah puisi. Puisi besar bernama Sumpah Pemuda. Dunia pun punya Hari Puisi Dunia setiap 21 Maret, yang ditetapkan oleh UNESCO dan diperingati di seluruh dunia,” jelas Datuk.

Datuk berharap kepengurusan baru Yayasan Hari Puisi Indonesia periode 2025-2030 di bawah kepimpinan Asrizal Nur, melanjutkan program kerja YHPI yang sudah dilakukan sejak tahun 2013 seperti memberi Anugerah Buku Puisi Terbaik, Anugerah Penyair Adiluhung, penerbitan antologi puisi bersama para penyair Indonesia, lomba musikalisasi puisi, sayembara baca puisi, sayembara menulis puisi secara online, dan lain-lain.

“Saya berharap pengurus baru YHPI dapat menggerakkan semangat kepenyairan di Indonesia. Menegakkan ukhuwah asy syu’ara, persaudaraan para penyair,” tutup Datuk

 

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini