Ketua JSM Riri Satria memotong tumpeng ulang tahun didampingi pengurus JSM. Foto: ist
PojokTIM– Jagat Sastra Milenia (JSM) akan terus mendorong penerbitan karya-karya sastra berkualitas sebagai bentuk kesetiaan pada visi, sekaligus mempertegas misi. Oleh karenanya, selain tetap menjadi rumah belajar, JSM juga berusaha mendekatkan para seniman dengan isu-isu teknologi sebagaimana tema-tema buku terbitan JSM.
Komitmen itu disampaikan Ketua JSM Riri Satria pada Festival Dies Miladia JSM ke 4 di Kafe Sastra Balai Pustaka, Matraman, Jakarta Timur, Minggu (17/11/20224).
“Buku Jejak Masa Depan yang kita launching hari ini, mengambil tema sustainable development goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045. Tema yang mungkin bagi sebagian penyair masih asing, atau malah terdengar aneh. Namun itulah bentuk komitmen JSM, menawarkan lompatan isu yang selama ini masih kurang mendapat perhatian penyair karena mungkin dianggap terlalu berat dan tidak menarik. Padahal SDGs merupakan isu global yang dibicarakan di mana-mana,” ujar Ketua JSM Riri Satria dalam kilas balik perjalanan JSM yang didirikan tahun 2020 lalu.
Selain tema, kehadiran JSM juga sempat dianggap eksklusif. Hal itu, menurut Riri, karena pada awal kehadiran JSM, terjadi pandemi Covid-19 di mana pemerintah membuat kebijakan untuk membatasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar.
“Praktis kegiatan JSM hanya melibatkan sedikit orang karena memang ada pembatasan. Jadi bukan ingin terkesan eksklusif. Buktinya, setelah pandemi, kegiatan JSM senantiasa melibatkan teman-teman dari komunitas lain , dan selalu terbuka untuk umum seperti acara saat ini,” terang Riri.
Aksi penyair Ical Vrigar saat membaca puisi berjudul Ketuban Pecah karya Nunung Noor El Niel pada acara milad JSM. Foto: Ist
Perayaan milad JSM ke 4 dihadiri seratusan seniman dari berbagai komunitas. Hadir juga Direktur Utama PT Balai Pustaka (Persero) Achmad Fachrodji, Ketua Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta Imam Ma’arif, sastrawan Maman S Mahayana, pianis Ananda Sukarlan, serta rekan sejawat Riri Satria dari dari kalangan birokrasi dan akademisi.
“Selama ini hubungan Balai Pustaka dengan JSM sangat baik. Kami bangga karena JSM sering mengadakan kegiatan di sini, termasuk untuk merayakan milad ke 4 ini. Semoga ke depan kerjasama Balai Pustaka dengan JSM semakin erat,” ujar Fachrodji saat memberikan testimoni.
Sementara Imam mengingatkan, mendirikan komunitas adalah hal mudah. Namun mempertahankan eksistensinya, termasuk melaksanakan program yang berkelanjutan, bukan perkara mudah. Hanya sedikit komunitas yang dapat bertahan.
“JSM adalah salah satu dari yang sedikit itu. Meski baru berusia 4 tahun, kegiatannya sudah luar biasa, kontinyu dan konsisten pada tema-tema yang belum banyak disentuh seniman. Semua tentu tidak terlepas dari faktor kepemimpinan di dalam organisasi JSM. Selamat ulang tahun ke 4,” ujar Imam .
Seperti dikatakan Ketua Panitia Nunung Noor El Niel, Festival Dies Miladia JSM ke 4 sengaja tidak diisi dengan diskusi atau bedah buku agar suasananya lebih semarak. Setelah pemotongan tumpeng, dan launching buku kumpulan puisi Jejak Masa Depan serta buku karya Rissa Churria berjudul Meretas Pemikiran Riri Satria tentang Puisi dan Kecerdasan Buatan, acara dilanjutkan dengan pertunjukan musikalisasi dan pembacaan puisi.