PojokTIM – Kegeraman pada sikap represif aparat keamanan saat terjadi demonstrasi di berbagai daerah yang berujung rusuh memantik keprihatinan Aliansi Ibu Indonesia (AII). Mereka menyerukan 8 tuntutan dan mendesak pembebasan 583 demonstran yang masih ditahan. Diketahui, selama aksi demo akhir Agustus 2025, polisi mengamankan sebanyak 5.444 orang.

Tuntutan AII diseru dalam acara bertajuk Ibu Berduka, Ibu Bergerak Melawan Tirani di Plasa Promenade komplek Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM), Jakarta, Rabu (10/9/2025) malam. Aksi damai yang dihadiri sejumlah aktivis prodemokrasi  seperti Suciwati, Usman Hamid, Felencia Hutabarat- yang saat ini menjabat Wakil Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), hingga para penyair, sastrawan, dan ibu rumah tangga, diisi dengan orasi, nyanyian dan renungan di tengah nyala lilin.

Ekspresi kemarahan dan keprihatinan juga disuarakan melalui pembacaan puisi oleh Ketua DKJ Bambang Prihadi, Ketua Simpul Seni DKJ Aquino Hayunta, anggota Komite Sastra DKJ Hasan Aspahani, Rissa Churria, Nunung Noor El Niel, dan lain-lain.

“Aksi kami adalah ekspresi duka atas tindakan represif aparat. Kami menuntut pembebasan demonstran yang masih ditahan serta penghentian kekerasan,” ujar Nada Arini, salah satu penggiat dalam aksi itu.

Suciwati. Foto: PojokTIM

Sementara dalam orasinya, Suciwati meminta peserta aksi untuk tetap waspada dan tidak terprovokasi oleh upaya penguasa dan kaki tangannya yang berusaha membenturkan masyarakat melalui narasi-narasi memecah-belah seperti rasisme, agama, dan suku.

“Aksi damai harus terus dilakukan karena degradasi moral para pejabat negeri ini sudah luar biasa, tidak punya malu dan tidak bertanggungjawab. Oleh karenanya tolak impunitas, dan jangan diam,” ujarnya.

Suciwati juga menyindir para aktivis yang kini justru menjadi pendukung rezim yang sebelumnya mereka kritik. “Ada yang terkena Stockholm Syndrome, mencintai penculiknya,” sindir istri Munir- aktivis HAM sekaligus pendiri KontraS yang tewas diracun dalam perjalanan ke Belanda.

Berikut 8 tuntutan yang diseru Aliansi Ibu Indonesia:

  1. Bebaskan mahasiswa, pelajar dan aktivis yang masih ditahan
  2. Bentuk tim investigasi untuk menyelidiki kematian Affan Kurniawan dan korban lainnya.
  3. Hentikan segala bentuk kekerasan dan represif dalam menangani demonstrasi
  4. Hentikan perusakan lingkungan
  5. Hentikan pemborosan anggoran untuk program populis seperti Makan Bergisi Gratis, Koperasi Merah Putih dan sekolah rakyat yang mengakibatkan pemangkasan di berbagai sektor vital yang lebih mendesak untuk kesejahteraan rakyat yakni pendidikan, pangan dan kesehatan.
  6. Hentikan atau setidaknya tunda program MBG karena praktek pelaksanaannya silang sengkarut tidak profesional dan menyebabkan terjadinya kasus keracunan yang begitu banyak. Per 5 September 2025, Indef mencatat 4.000 anak didik menjadi korban keracunan MBG.
  7. Tarik mundur militer ke barak dan hentikan segala bentuk keterlibatan di ranah sipil.
  8. Mendesak Presiden dan jajarannya untuk membuka telinga, mendengarkan suara hati rakyat. Laksanakan perubahan berbasis akar penyebab ketidakadilan dan terapkan struktur sosial, ekonomi dan politik agar adil dan setara.
Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini