Ahmadun Y Herfanda saat memberi sambutan pada penutupan PPN XIII di Badan Bahasa. Foto: PojokTIM
PojokTIM – Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Ganjar Harimansyah mengapresiasi pelaksanaan Pertemuan Penyair Nusantara ke-XIII (PPN XIII) di Jakarta. Terlebih penutupan PPN XIII dilaksanakan di kantornya, Sabtu (13/9/2025) malam. Ganjar juga memuji kinerja panitia yang tetap solid dan kompak meski menghadapi berbagai tantangan dan dinamika.
“Saya salut dengan kerja panitai PPN XIII yang telah melaksanakan kegiatan dengan apik. Kalau pun ada sedikit intrik-intrik, itu biasa,” ujar Ganjar menanggapi pidato Dewan Pengarah sekaligus Kurator PPN XIII Maman S Mahayana.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen Imam Budi Utomo, Ketua Panitia PPN IIII Ahmadun Yosi Herfanda, Wakil Ketua Panitia Mustafa Ismail, anggota Dewan Pengarah Riri Satria, Ketua Ketua Dewan Kesenian Jakarta Bambang Prihadi, penyair senior Taufiq Ismail, LK Ara, Jose Rizal Manua, Isbedy Stiawan ZS, Helvy Tiana Rosa, dan ratusan penyair dari berbagai daerah serta kawasan Asia Tenggara.
Menurut Ganjar, Badan Bahasa memiliki banyak program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas karya sastra dan mendukung kreatifitas sastrawan. Salah satunya melalui program residensi.
“Namun untuk tahun ini, program residensi baru terealisasi untuk 2 sastrawan dari 10 orang yang dicanangkan. Persoalannya tidak lain karena keterbatasan dana,” tuturnya.
Ganjar juga mengajak para seniman dan sastrawan untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Badan Bahasa seperti aula yang malam itu digunakan sebagai tempat penutupan PPN XIII, panggung WS Rendra, ruang siniar (podcast), sampai grup musik Band Kosakata.
“Mungkin penerangannya masih kurang jika digunakan untuk pementasan. Kami akan terus melengkapi dengan lampu dan sound system yang sesuai standar. Namaun jika hanya untuk bedah buku, baca puisi, saya kira sudah cukup memadai,” terang Ganjar.
Acara penutupan PPN XIII dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh penyair-penyair nasional dan luar negeri seperti dari Thailand, Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia. Pada kesempatan itu juga diluncurkan Majalah Liris. Majalah bulanan terbitan Badan Bahasa itu menyasar segmen guru dan pelajar.
Sastrawan Taufiq Ismail menerima Majalah Liris dari Budi Utomo disaksikan GanjarHarimansyah. Foto: PojokTIM
Hampir Batal
Memberikan sambutan di awal acara, Maman S Mahayana menceritakan dinamika yang terjadi di balik kepanitiaan PPN XIII yang terlihat kompak dan sukses.
“Bahkan pelaksaan PPN XIII di Jakarta hampir diundur karena banyaknya persoalan yang terjadi, terutama menyangkut pendanaan. Namun akhirnya dapat berjalan lancar karena adanya bantuan para sponsor, termasuk Riri Satria,” ujar Maman.
Sementara Ahmadun melaporkan tentang kegiatan PPN yang diawali di Medan, Sumatera Utara, tahun 2007. “Baru 18 tahun kemudian PPN dilaksanakan di Jakarta,” ujarnya.
Ahmadun mengucaapkan terima kasih kepada seluruh peserta maupun peninjau, yang datang dari dalam dan luar negeri. Secara simbolis Ahmadun menyerahkan mandat kepada Devie Matahari sebagai perwakilan Aceh yang telah diputuskan sebagai tuan rumah pelaksanakan PPN ke-XIV tahun 2026.