PojokTIM – Keberadaan taman bacaan yang representatif dengan koleksi buku sesuai kebutuhan masyarakat sekitar sangat penting. Bukan hanya memberikan alternatif bacaan, namun juga memberi manfaat sekaligus bagian dari upaya meningkatkan minat literasi masyarakat.
“Apa pun bentuknya, bila memberi manfaat harus terus dilakukan. Taman bacaan yang dikelola dengan baik bisa menjadi ruang belajar bersama sekaligus pintu masuk peningkatan kualitas generasi masa depan,” ujar Ihwal Benz Satriadji, founder Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Aksara Timur sekaligus Ketua Komunitas Sastra Jakarta Timur (KSJT), saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Forum TBM di PPSB Kisam Djiun, Jakarta Timur, Sabtu (27/9/2025).
Ihwal berharap, para penggerakan TBM memiliki semangat juang untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya buku. “Kesehatan dan waktu luang adalah anugerah besar yang seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memberi manfaat dan kontribusi positif,” tambahnya.
Pembicara kedua, Ketua Forum TBM Jakarta Timur Adhy Ayoe Yanthi menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mengelola TMB secara profesional. “Apalagi tempatnya di taman atau tempat terbuka lainnya. Butuh kesadaran dan kesabaran dalam mengelola TBM,” ujarnya.
Narasumber lain sekaligus founder Rumah Baca Ceria, Rissa Churria mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam mengembangkan dan menggerakkan masyarakat di bidang literasi, seperti TBM. Diharapkan dari gerakan itu akan lahir generasin mendatang yang dapat menghasilkan karya-karya literasi yang baik dan bermanfaat.
“Kebiasaan menulis dan membaca perlu terus diasah. Sebab ilmu pengetahuan juga terus berkembang. Dari situlah lahir karya-karya terbaik yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi generasi berikutnya,” tandas penyair yang telah melahirkan sejumlah buku antologi puisi baik tunggal maupun keroyokan.
Acara yang berlangsung di auditorium sejuk dan hangat ini dimoderatori oleh Kak Mia, seorang guru, pendongeng profesional, sekaligus Founder Pondok Almia Jakarta Timur. Dengan gaya komunikasinya yang hangat, ia berhasil memantik diskusi, mendorong orang tua murid serta para guru untuk lebih aktif berperan dalam gerakan literasi di lingkungan dan sekolah masing-masing.
Sarasehan semakin semarak dengan kehadiran para penyair, sastrawan, dan seniman, di antaranya Saut Poltak Tambunan, Dyah Kencono Puspito Dewi, Mita Katoyo, serta penulis muda Apriyani. Acara juga dimeriahkan oleh penampilan penari cilik berbakat Ramziah Alifah dari TBM Telaga Waru, serta kesenian tradisi Gambang Kromong binaan Sudinbud Jakarta Timur.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata keberhasilan kolaborasi berbagai pihak, mulai dari KSJT, Forum TBM Jakarta Timur, Pondok Almia, Rumah Baca Ceria, Sastra Reboan, New Rumah Indonesia Raya, TBM Telaga Waru, TBM Aksara Timur, Hanjuang Bodas, TBM Bunga Rampai, TBM Saung Manggar, hingga Sudinbud Jakarta Timur.
“Ini adalah secuil ikhtiar untuk memperkuat sinergitas para pegiat literasi, khususnya di Jakarta Timur. Bersyukur bukan hanya untuk hari ini, tetapi menabung arti untuk keberlanjutan di masa depan,” demikian pesan penutup dari para penggerak literasi dalam sarasehan tersebut.