Hani Pramono Anung saat membuka pameran lukisan yang diselenggarakan KOMPPI di Balai Kota Jakarta. Foto: Ni Made Sri Andani

PojokTIM – Pameran seni rupa merupakan ajang kreatifitas sekaligus bentuk apresiasi terhadap pencapaian para seniman. Lukisan-lukisan yang dipamerkan merupakan perwujudan ekspresi diri para pelukis  serta menjadi bagian dari upaya untuk  terus menghidupkan tradisi dan mengabadikan nilai nilai luhur Kota Jakarta.

Demikian dikatakan Hani Pramono Anung ketika membuka pameran seni rupa dengan tema “Budaya Jakarta Tak Lekang Waktu” di Balai Kota Jakarta, Senin (22/9/2025). Pameran yang diselenggarakan oleh Komunitas Perupa Perempuan Indonesia (KOMPPI) itu akan berlangsung hingga 25 September 2025.

“Kota Jakarta terbuka pada seni. Jakarta memberi ruang bagi warganya untuk berkarya dan berkembang,” ujar istri Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung tersebut.

Hani Pramono Anung juga mengucapkan terima kasih kepada KOMPPI yang yang telah memperluas akses masyarakat terhadap seni.

Sementara Ketua KOMPPI Indah Soenoko mengatakan pemilihan tema merupakan refleksi terhadap budaya Betawi dan budaya urban yang sangat beragam. “Jakarta memiliki warisan luhur yang beragam, indah dan bersejarah. Misalnya Grogol, Pelabuhan Sunda Kelapa, Kota Tua, kesenian Betawi dan budaya urban. Semua merupakan kekayaan bangsa yang perlu mendapat apresiasi,” ujar Indah.

Sebagai komunitas perupa, KOMPPI pun memberikan apresiasi dan inspirasi lewat karya-karya uniknya. “Banyak karya perupa perempuan yang bagus dan kreatif, seperti dari (kain) perca,” terangnya.

Indah mengatakan, perupa KOMPPI siap bekerjasama dengan semua pihak, termasuk pemerintah. “Harapannya, apa yang kami  lakukan bisa berguna untuk masyarakat,” tegas Indah.

Pengunjung tengah menikmati lukisan yang dipamerkan. Foto: Ni Made Sri Andani 

Untuk diektahui, pameran “Budaya Jakarta Tak Lekang Waktu” menghadirkan 33 perupa perempuan dari berbagai daerah, antara lain Jabodetabek, Yogyakarta, Ambarawa, Bali, hingga Sumba. Mereka menampilkan 58 karya seni yang menafsirkan kekayaan budaya Betawi, baik dari sisi ekstrinsik seperti seni tari, musik, kuliner, dan pakaian adat; maupun sisi intrinsik berupa nilai-nilai luhur seperti toleransi, kebersamaan, dan keterbukaan.

Menurut panitia melalui press release, budaya Jakarta adalah budaya yang lentur, tangguh, dan selalu bisa beradaptasi dengan zaman. Itulah yang membuatnya tetap hidup dan relevan hingga kini. Melalui karya seni rupa, para perempuan perupa KOMPPI ingin menyulam kembali semangat budaya Jakarta agar terus menginspirasi masyarakat luas.

Selain menghidupkan ikon budaya Betawi seperti Ondel-Ondel, Tanjidor, tarian Yapong, hingga kuliner khas kerak telor dan bir pletok, pameran ini juga menjadi wadah dialog budaya yang memperlihatkan bagaimana identitas Jakarta tumbuh dalam keberagaman.

Dengan digelarnya pameran di Balai Kota Jakarta, KOMPPI berharap masyarakat dapat lebih dekat dengan seni rupa sekaligus memperkuat rasa memiliki terhadap budaya Jakarta yang tak lekang dimakan waktu.

“Pameran terbuka untuk umum.  Kami mengundang masyarakat untuk hadir menyaksikan langsung pameran ini dan menikmati karya-karya yang sarat makna,” ujar panitia.

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini