PojokTIM – Menyalakan api semangat emansipasi Raden Ajeng Kartini tidak harus di atas panggung megah. Selasar Taman Ismail Marzuki (TIM) pun dapat dijadikan arena untuk mengingatkan bahwa kesetaraan antara laki-laki dengan perempuan di sejumlah bidang, masih harus diperjuangkan.
Demikian dikatakan Rissa Churria yang menggagas pembacaan puisi di Hari Kartini, 21 April 2024 lalu. Bagi Rissa, peringatan Hari Kartini bukan semata parade budaya.
“Peringatan Hari Kartini jangan dimaknai secara sempit sekedar memakai kebaya atau berlenggak-lenggok di atas panggung. Tapi bagimana kita, sebagai kaum perempuan, bisa memahami esensi dan makna yang terkandung di baliknya. Bahwa kesetaraan yang kita perjuangan pada hakikatnya bukan sekedar kesetaraan dan kebebasan, tetapi lebih dari itu, mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan dan berkontribusi di luar dirinya,” papar Rissa.
Peringatan Hari Kartini, menurut Rissa, sekaligus untuk membangkitkan kembali ingatan kolektif masyarakat secara umum tentang peran perempuan yang sangat sentral baik di dalam rumah tangga, mendidik generasi penerus bangsa dan peran di sektor lainnya.
“Perempuan juga memiliki andil yang besar dalam merawat dan mewarnai perjalanan budaya bangsa,” tegas penyair yang sering membacakan puisi di panggung sastra.
Peringatan Hari Kartini 2024 yang diisi dengan pembacaan puisi sejumlah penyair perempuan itu berlangsung cukup khidmat. Dengan memanfaatkan panggung indoor , justru dapat menjangkau penonton beragam. Bukan hanya dari kalangan seniman namun juga kaum muda yang sedang beraktifitas di sekitar Pusat Kesenian Jakarta.
Selain Rissa Churria, penyair yang tampil membaca puisi bertema perempuan adalah Nurhayati, Ayu Julia Djohan, Imung Dokaidi, Erna Winarsih dan Nunung Noer El Niel. Sedang puisi berjudul Lompong Wader dari novel Padmi karya Halimah Munawir dinyanyikan oleh Ayu Yulia.
Petikan puisi Lompong Wader
Ibu
Aku ingin selalu bercerita padamu
Tingal kerinduanku pada lompong wader
Dalam wewangian racikan penari dapur
Bukalah matamu ibu
Aku tak mau ada dalam pusaran rindu tak bertepi ini …