Exan Zen saat membaca puisi Proklamasi 2. Foto: PojokTIM

PojokTIM – Deklarasi kemerdekaan Indonesia sudah memasuki tahun ke 80. Namun berbagai persoalan mendasar sebagai bangsa seperti kemiskinan, ketidakadilan, hingga ketimpangan sosial bukan hanya belum diselesaikan, bahkan semakin menganga. Ekonomi hanya dikuasai segelintir orang, politik menjadi alat memperkaya elit dan keluarganya, kekayaan alam dikeruk secara ugal-ugalan, KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dipertontonan tanpa malu-malu. Di sisi lain, rakyat diperah melalui berbagai pajak.

HUT RI ke-80 pun dipenuhi refleksi getir dari berbagai kelompok masyarakat madani, termasuk para seniman dan penyair. Ternyata tema-tema yang diangkat senada, mencerminkan kegelisahan, kegetiran hingga amarah terhadap kondisi bangsa yang kian mempertontonkan dominasi elite politik dalam mengekang kedaulatan rakyat.

“Kita memang telah lama merdeka, namun masih banyak persoalan bangsa yang belum dituntaskan. Ketimpangan sosial yang semakin lebar, kemiskinan yang semakin dalam, dan lapangan pekerjaan yang kian menyempit, banyak diangkat menjadi tema  dalam pembacaan puisi sore ini,” ujar Swary Utami Dewi, pemandu acara bertajuk Penyair Merah Putih Membaca 80 Tahun Indonesia Merdeka yang diselenggarakan Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) di pelataran Gedung Teater di kompleks Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM), Senin (18/8/2025).

Bahkan Exan Zen membacakan puisi Proklamasi 2 karya Hamid Jabbar yang sangat menohok.

Kami bangsa Indonesia
Dengan ini menyatakan kemerdekaan
Kemerdekaan Indonesia
Untuk kedua kalinya!!

Hal hal yang mengenai
Hak asasi manusia
Utang piutang
Dan lain-lain
Yang tak habis-habisnya
INSYA ALLAH
Akan habis

Diselenggarakan
Dengan cara saksama
Dan dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya

1992

Riri Satria di panggung Penyair Merah Putih Membaca 80 Tahun Indonesia Merdeka. Foto: PojokTIM

Puisi-puisi yang dibacakan penyair lain tak kalah keras dalam memberikan refleksi pada makna kemerdekaan. Riri Satria yang juga Ketua Jagat Sastra Milenia (JSM) “mengugat” kondisi saat ini yang tidak selaras dengan cita-cita Wakil Presiden RI I Muhammad Hatta melalui puisi berjudul Bung Hatta. Demikian penyair Giyanto Subagio, Nuyang Jaimee, Imam Ma’arif, Boyke Sulaiman, Jose Rizal Manua, Nurhayati, Rissa Churria, Mita Katoyo dan lain-lain.

Menurut Ketua TISI Octavianus Masheka, acara tersebut akan diselenggarakan di 5 wilayah Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu. “Pelaksanaan pertama tepat pada tanggal 17 Agustus kemarin di Eco Park, Tebet, Jakarta Selatan. Menyusul kemudian hari ini di TIM, kemudian Taman Budaya Benyamin Sueb, Museum Bahari dan Kota Tua,” terang Octa.

Acara juga diramaikan dengan bagi-bagi buku dan uang kepada pengunjung yang bisa menjawab pertanyaan dari pembawa acara.

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini