Puisi-Puisi Piet Yuliakhansa

Berita Kelam

dentang hasad nyaring isi ruang kepala
terbaca langit menjelma nimbus
larik-larik hujan turun menembus
jantung sepi yang bengis

berpayung api kepedihan berjalan
lalui bilur sembilu
sayatan emosi
dan kebekuan nurani

perlahan menyeret gulita di hati yang buta
lelaki mencacah malam
tangan kanan mengepal sumpah
sementara kiri sembunyikan dosa

lantas dengan selapis getir
ia jajakan potongan luka
anyir menyeruak ke dalam jeruji
membawa serta vonis gangguan jiwa

Mei 2024

 

Binar di Tepian Mata

di tubuh perempuan ruh berbagi napas
lantas tumbuh dalam dekapan
kasih dan sayang
tak jarang ia kerap menanggung
goresan di dada yang lapang
serupa tarian pengingkaran
juga suara penghakiman

tak mudah menjelujur jalan kesadaran
mengetuk pintu sanubari
apalagi menarasikan cinta
tersebab hati sesak oleh rupa ingin
tanpa menoleh kedalaman jiwa
yang diam-diam menangis
mengelak kekalahan

ah, andai saja bisa mengenali
diri dan muasal
tentu tidak akan ada derap keangkuhan
di setiap tingkah
sebagai warna pengakuan
penerimaan sejati
dari Ar Rahman Ar Rahim

9 Mei 2024

 

Debar Ameliora

bayang menjalar di teduh kedua netra
ingatkan aku pada cercah senyummu
yang melukis janji
di atas lembaran rindu
di keheningan menari-nari
rona bahagia kali ini terbuat dari bunyi sunyi
yang teramat dalam tumbuhkan ketulusan
menetak resah menepis jarak
menyisakan rasa syukur
yang tak pernah habis dijerat waktu
hingga takdir menemui kesungguhannya

2024

 

BIONARASI

Piet Yuliakhansa. Perempuan puisi, lahir di Jakarta, 1 Juli. Puisinya terhimpun dalam beberapa buku antologi puisi bersama. Pegiat teater dan senantiasa kubaca kau dalam puisi.
Instagram : @piet_yuliakhansa
FB : Piet Yuliakhansa

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini