Warga Untung Jawa Antusias Nikmati Pembacaan Puisi dari TISI

PojokTIM – Bagaimana warga Pulau Untung Jawa Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta mengapresiasi pembacaan puisi? Sekilas terbayang respon yang kurang antusias jika dibandingkan dengan warga Jakarta yang tinggal di wilayah perkotaan.

Namun dugaan itu sirna ketika ibu-ibu dan anak remaja, termasuk siswa SD, begitu bersemangat memberikan apresiasi setelah penyair nasional Jose Rizal Manua selesai mendeklamasikan puisi berjudul Biarin di Taman Sakura, yang bersebelahan dengan Kampung jepang. Tepuk tangan mereka membahana, meningkahi debur ombak yang berusaha menyentuh tiang panggung.

Suasana semakin mencair ketika Imam Ma’arif dari Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), mengajak anak-anak naik panggung membaca puisi berjudul Aku karya Chairil Anwar. Anak-anak itu tampak bergembira dan menikmati workshop mendadak itu.

Imam Ma’arif mengajak anak-anak Pulau Untung Jawa membaca puisi sambil bergembira. Foto: PojokTIM

“Baru kali ini lihat pembacaan puisi dilakukan oleh orang dewasa. Biasanya lihat di sekolah,” ujar Bu Ami, warga setempat. Dia mengaku senang bisa menyaksikan penampilan para penyair dari Jakarta dan berbagai daerah seperti Padang, Jambi dan Lampung.

Kehadiran penyair Jose Rizal Manua, Boyke Sulaiman, Imam Ma’arif, Exan Zen (yang tampil bersama istri dan kedua anaknya), Andria Catri Tamsin, Nuyang Jaimee, Harna Silwati, Rinidiyanti Ayahbi, Yon Bayu Wahyono, Mustofa Ismail dan Rintis Mulya merupakan bagian dari road show ke-6 Panggung Perjuangan Penyair Merah Putih bertajuk Membaca 80 Tahun Indonesia Merdeka yang digelar Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Ketua TISI M Octavianus Masheka, Panggung Perjuangan Penyair Merah Putih di Pulau Untung Jawa mendapat support langsung dari Kepala Suku Dinas Kebudayaan Kepulauan Seribu Harry Dwirendra. “Kita berharap tahun depan akan ada kegiatan pembacaan sastra di Pulau Untung Jawa,” kata Octa yang mendapat dukungan penuh dari Kasudinbud.

Bupati Administrasi Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan memberikan santunan kepada anak yatim piatu dan kurang mampu. Foto: PojokTIM. 

Sebelum acara pembacaan puisi, terlebih dulu diadakan acara Hajatan Tradisi Budaya Kepulauan Seribu 2025. Dalam acara yang dihadiri Bupati Administrasi Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan bersama pejabat lainnya termasuk jajaran Polres dan Koramil digelar berbagai perlombaan seperti Perahu Hias dan Lomba Masak, serta pertunjukkan seni budaya dari perwakilan pulau-pulau yang ada di Kepulauan Riau.

Tidak ketinggalan penampilan penyanyi pop kenamaan era 80-an, Endang S Taurina dan Ratih Purwasih. Keduanya tampil prima membawakan dua lagu, Apa Yang Kau Cari serta Antara Benci Dan Rindu.

Tak Terlupakan

Pengalaman baca puisi di Pulau Untung Jawa sangat membekas di hati para penyair dan seniman dari Jakarta, Padang dan Lampung. Meski membaca puisi di tepi pantai bukan hal baru, namun dengan audiens yang kesehariannya jauh dari literasi, tentu membutuhkan tantangan tersendiri. Bahkan Octa sudah mewanti-wanti agar pembacaan puisi lebih aktratif agar bisa menarik perhatian penonton. Namun ternyata, masyartakat Untung Jawa tetap bisa menikmati puisi yang dideklamsikan, diiringi musik, atau dibaca “biasa-biasa saja”.

Kasudinbud Kepulauan Seribu Harry Dwirendra (kaus putih) berbincang dengan Jose Rizal Manua, dan Octavianus Masheka. Foto: PojokTIM

Pengalaman kedua lebih personal karena berhubungan langsung dengan marabahaya. Karena pulangnya agak sore, ombak Laut Jawa ternyata sudah tinggi. Namun karena tidak mungkin menginap di Pulau Untung Jawa, rombongan memutuskan tetap bertolak ke daratan Jakarta.

Kapal 2×250 PK itu segera melaju meninggalkan dermaga, diiringi rasa cemas ketika nahkoda memberitahu penumpang yang duduk di atas akan basah oleh tempias ombak. Benar saja, belum 5 menit kapal melaju, baju tiga penumpang yang duduk di bangku di belakang nahkoda, sudah basah.

Kondisi di ruang penumpang, tidak kalah “menakutkan”. Gonjangan dan hempasan badan kapal tersa sangat kuat saat membelah ombak. Lafaz istighfar terus terdengar hingga kapal merapat di Pelabuhan Marina, Ancol.

“Pengalaman yang tak terlupakan,” ujar Nuyang dengan sisa semangatnya.

Bagikan ke Media Sosial

Pos terkait