PojokTIM– Apa jadinya jika penyair berzodiak sama berkumpul? Bikin antologi puisi! Demikian setidaknya yang dilakukan para penyair berzodiak Gemini. Buku Kaum Gemini berisi 36 penulis puisi itu diluncurkan oleh Forum Kecil Komunitas Koloni di Mini Stage Kolong  Flyover Depok, Sabtu (15/6/2024).

“Tidak ada tujuan khusus, selain mengumpulkan para penyair berzodiak Gemini untuk menulis puisi. Siapa tahu buku kaum Gemini ini bisa menjadi kado istimewa,” ujar Badri Adalah Badri yang menggagas terbitnya antologi puisi Kaum Gemini.

Sementara dalam prolognya di acara peluncuran antologi tersebut, Sofyan RH Zaid tidak mengulas puisi-puisi secara spesifik. Sofyan mempercayakan kekuatan teks puisi pada pembacanya. Sofyan hanya menjelaskan tentang pentingnya sajak dalam puisi, dan kuburan milenial di media sosial.

“Ketika penyair memposting karyanya di media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok YouTube, dan lain-lain, sesungguhnya sedang membuat penanda atau nisan. Ketika kelak penyairnya sudah meninggal, unggah itu masih tetap ada, dan bisa dibaca atau diziarahi,” ujar Sofyan.

Di tempat yang sama, Ketua Jagat Sastra Milenia Riri Satria mengungkapkan buku Kaum Gemini bisa dijadikan referensi atau bahan penelitian bagi ilmu lainnya. Pendapat Riri diperkuat oleh Noorca M. Massardi, yang hadir bersama istrinya, Rayni M. Massardi.

Acara peluncuran buku Kaum Gemini yang dimoderatori Muhammad Ibrahim Ilyas dengan MC Shantined, juga dihadiri Ketua Koloni Jimmy S. Johansyah, Ketua Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Remmy Novaris DM, Ketua Sastra Reboan Dyah Puspito Kencono Dewi, Ketua TISI M Octavianus Masheka, pengamat sastra Arief Joko Wicaksono, penyair Nanang R. Supriyatin, Isson Khairul, Diana Prisma Resmana, dan lainnya.

Dalam tanya jawab, diselingi pembacaan puisi dari buku “Kaum Gemini”. Para pembaca antara lain Noorca, Octa, Diana, Dyah, Rissa Churia dan Erna Winarsih.

 

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini