PojokTIM – Praktek genosida yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina harus dihentikan karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Mendukung PBB dan Mahkamah Pidana Internasional serta lembaga-lembaga dunia lainnya dalam upaya menghentikan kekejaman Israel yang telah menewaskan lebih dari 40 ribu rakyat sipil Palestina.
Demikian antara lain pernyataan sikap yang dibacakan seniman, budayawan dan tokoh-tokoh lintas agama dalam acara Malam Solidaritas Palestina di aula Teater Besar kompleks Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM), Selasa (27/8/2024). Pembacaan pernyataan sikap itu dipimpin oleh Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Bambang Prihadi.
“Malam Solidaritas Palestina ini merupakan yang kedua kalinya digelar oleh DKJ. Yang pertama pada tahun 1982 saat DKJ dipimpin oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kegiatan tersebut merupakan peran politik yang diambil DKJ dalam kontekas solidaritas terhadap warga Palestina yang mengalami penderitaan akibat perang yang berlangsung. DKJ memandang apa yang terjadi di Palestina bukan persoalan agama, melainkan genosida dan ketidakadilan,” ujar Bambang di sela-sela acara yang digelar sejak siang hingga malam hari.
Ketua DKJ Bambang Prihadi. Foto: Ist
Kehadiran tokoh-tokoh lintas agama pada acara tersebut, menurut Bambang, membuktikan bahwa tragedi kemanusiaan yang sedang dialami rakyat Palestina bukan persoalan satu agama atau satu kelompok saja. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa bangsa Indonesia konsisten membela perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
“Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina menandakan matinya mitos HAM dan demokrasi, dan kian benderangnya standar ganda negara-negara barat, terutama Eropa barat dan Amerika Serikat yang tidak mengutuk Israel atas pembantaian rakyat Palestina,” tegas Bambang.
Kegiatan yang diinisiasi DKJ dan UP PKJ TIM serta didukung berbagai lembaga dan komunitas tersebut juga dihadiri Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammmad Boroujerdi, Deputy Ambassador of Palestine HE Dr Ahmed Metani yang mewakil Dubes Palestina Dr Zuhair SM Al-Shun, Kepala Bidang Pengembangan Dinas Kebudayaan Arista Nurbaya, Ketua Akademi Jakarta Seno Gumira Ajidarma, Ketua Lesbumi NU Jakarta Ahmad Yusuf hingga Eko Wibowo dari UP PKJ TIM.
Hadir juga perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia, PP Muhammadiyah, PBNU, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, DPP Gema Budi, dan Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia.
Action painting di tengah acara Malam Solidaritas Palestina 2. Foto: Ist
Selain pernyataan sikap dan pembacaan petikan Pembukaan UUD 1945 oleh Ketua Simpul Seni DKJ Imam Ma’arif, acara yang dipandu Nuyang Jaimee di sesi siang, juga diisi dengan pembacaan puisi, pementasan musik dari sejumlah grup band ternama tanah air, serta dihadiri bintang film Reza Rahadian hingga Wanda Hamidah. Ada juga action painting dari Komite Seni Rupa DKJ yang dimotori Aidil Usman.
Berikut Pernyataan Sikap seniman, budayawan dan tokoh-tokoh lintas agama selengkapnya:
1. Mengutuk genosida yang terjadi di Palestina dan wajib dihentikan karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.
2. Mendukung penuh pemerintah Republik Indonesia yang sejak Presiden Soekarno sudah berada di sisi sejarah yang benar, yang berpihak pada Palestina yang terjajah dan tertindas.
3. Mendukung lembaga dunia seperti PBB dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menghentikan genosida dan melaksanakan gencatan senjata permanen.
4. Mendorong pemerintah Republik Indonesia untuk segera mengirim pasukan perdamaian di perbatasan Gaza dan Rafah.
5. Menyerukan kepada semua pelaku dan pemikir seni dan budaya untuk terus menyuarakan gencatan senjata permanen dengan melakukan aksi kreatif sesuai kapasitas dan bidangnya masing-masing. Tidak ada perdamaian tanpa keadilan. Dari sungai hingga samudera Palestina Merdeka.
Jakarta, 27 Agustus 2024