1. LELAKI TANPA KELAMIN
lelaki tanpa kelamin
rajin menyapa hujan sore hari
setiap mau menembus belantara kota
hari-hari mengerikan
paru-parunya telah terinfeksi
bakteri takut matahari
bahkan jantungnya
hanya berdetak dua kali
semakin gelap gulita
mau turun ke planet
orang mati
lelaki tanpa kelamin
punya sepotong ginjal
yang telah membuat bengkak
seisi rumah suci
tempat kumpulan orang berdoa
memunguti dosa-dosa
masa lalu paling menyakitkan
lelaki tanpa kelamin
pingsan sejenak
lalu bangkit lagi
menabur bunga mawar
di atas ranjang penyakit menular
sungguh sangat liar
masihkah ada pengharapan
lantaran kemiskinan
terus berkepanjangan
Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022
2. RANJANG MAUT
kusapa dari wajah kitab suci
tubuhmu terus membengkak
menjelma jadi sebuah bangunan
rumah sakit bertingkat-tingkat
lalu menatap langit senjahari
yang menelan habis
kuman-kuman diagnosis penyakit
menyebar kesepian berdahak
dari seorang perjaka tak punya sperma
pukul berapa jam bezuk, tanyamu
bau infus telah menyebar sampai
tanah kuburan yang basah
airmata memerah
amarah menular dusta
“kalau kematianku tiba, biarlah dibungkus kain kafan tua, sebab peti mati harganya terlalu mahal untuk dijual di bawah bumi tak berpenghuni,” pesanmu
maka sebelum pulang ke rumah
telah kusodorkan ranjang maut ini
persis di bawah perutmu yang berlobang
disuntik menjadi sebuah terowongan berair
tembus sampai ke liang lahat
mengerikan memang !
Jakarta, Rabu Sore, 19 Oktober 2022
3. KHOTBAH
berabad-abad khotbah
sudah digelar
di atas mimbar tradisional
sampai menelan rakus
media digital kelaparan
kita mau berjalan pasti
menembus langit merah ketiga
padahal setiap lonceng arloji
berdetak keras
kita telah tersesat
dalam sebuah permukiman liar
tak mampu lagi menyanyikan
tentang lima ribu orang makan roti perjamuan
ikan-ikan beterbangan
benua orang-orang kesunyian
haruskan kita bermain sandiwara ?
sepanjang pekabaran surga
disampaikan bertubi-tubi
pada layar zoom
disuguhkan segelas jeruk
dalam perut bumi
sementara busana kita berdarah beku
ditabrak keras rembulan
di bawah jembatan kereta melayang
trotoar jalan keremangan
air jamban
tak mampu lagi kulanjutkan khotbah ini
karena aku harus segera
kembali masuk rahim bumi
dengan tangan kudung
dalam sembilan angin sakal
terjual sangat membosankan
Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis 13 Oktober 2022
BIODATA :
Pulo Lasman Simanjuntak, karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan 26 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.Bekerja sebagai wartawan, bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Kontak : 08561827332 (WA)