PojokTIM – Panggung Maestro, sebuah acara yang bertujuan untuk melestarikan seni budaya Nusantara, kembali menghadirkan keajaiban seni dengan keterlibatan Gamelan Sang Saptaswara. Dalam acara Panggung Maestro IV yang berlangsung pada tanggal 9 dan 10 Mei 2024, Gamelan Sang Saptaswara menyambut para tamu penonton dengan lagu-lagu daerah yang memukau dari Sulawesi Tenggara dan Sumatera Barat di bawah arahan pelatih yang berbakat.
Pada acara Panggung Maestro III yang dilaksanakan pada tanggal 8-9 Maret 2024 di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Gamelan Sang Saptaswara memainkan lagu-lagu daerah dari provinsi Jambi dan provinsi Kalimantan Selatan. Mereka menyambut para tamu penonton dengan lagu Negri Jambi, Batanghari, Dagang Manumpang, dan Orang Kayo Hitam dari Jambi, serta lagu Ampar Ampar Pisang, Sapu Tangan Bapucuk Ampat, Paris Barantai, Baras Kuning, dan Amas Pang Mirah dari Kalimantan Selatan.
Sementara itu, pada acara Panggung Maestro IV yang akan diadakan pada tanggal 9 dan 10 Mei 2024, Gamelan Sang Saptaswara akan menyambut tamu penonton dengan lagu-lagu daerah dari Sulawesi Tenggara dan Sumatera Barat. Mereka akan memainkan lagu-lagu seperti Napabale, Peia Tawa Tawa, Kasamea, Pokonta Sa’asa, dan Wonua i Bombana dari Sulawesi Tenggara, serta lagu-lagu seperti Bareh Solok, Malam Bainai, Ayam Den Lapeh, Dayuang Palinggam, Seringgit Dua Kupang, Laruik Sanjo, Kambanglah Bungo, dan Tak Tontong dari Sumatera Barat.
Adapun para pemain pada penampilan Gamelan Sang Saptaswara dalam mendukung acara Panggung Maestro ke-4 (9/5/2024) Gong : drg. R. Bambang Samodra, Kendang : Ade Satrio, Reyong : Wahyu Krisnantoro, Wilah Ageng : Ismi Azizah, Wilah Madhya 1 : Lily Liman, bergantian dengan Candra Maya, Wilah Madhya 2 : Adolphine Loho bergantian dengan Puspita Anindita, Wilah Alit : Fenny Lustiadi.
Formasi untuk hari ini (10/5/2024) Gong : drg. R. Bambang Samodra, Kendang : Ade Satrio, Reyong : Wahyu Krisnantoro
Wilah Ageng : Ismi Azizah, Wilah Madhya 1 : Candra Maya, Wilah Madhya 2 : Ilma Dwi, Wilah Alit : Vilona Musa.
Gamelan Sang Saptaswara, yang dipimpin oleh pelatih berbakat drg. R. Bambang Samodra, adalah sebuah kelompok gamelan dengan pendekatan khusus. Mereka menggunakan laras khusus yang disebut Laras Sang Saptaswara yang dapat menjembatani laras musik barat dan laras musik timur. Pendekatan ini memungkinkan gamelan dapat dinikmati oleh semua kalangan dari berbagai suku bangsa, menjadikannya sebagai salah satu identitas dan alat pemersatu bangsa dan negara.
Dalam latihan rutin mereka, Gamelan Sang Saptaswara menjadwalkan waktu latihan pada setiap Sabtu pukul 09.00 – 13.00. Tempat latihan rutin mereka berada di Gedung Cagar Budaya Barat, Perpustakaan Nasional, yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Gamelan Sang Saptaswara menggunakan berbagai alat musik tradisional dalam setiap penampilan mereka. Alat utama yang digunakan termasuk gong sebanyak 11 buah, bende sebanyak 3 buah, wilah ageng sebanyak 7 bilah, wilah madya sebanyak 7 bilah, wilah madya sebanyak 7 bilah, wilah alit sebanyak 7 bilah, reyong sebanyak 14 buah, dan kendang sebanyak 2 buah. Selain itu, mereka juga menggunakan alat tambahan seperti wilah andap sebanyak 7 bilah, tabang sebanyak 1 buah, ketur sebanyak 1 buah, kangsi 1 pasang, kamanak 1 pasang, dan curing 1 pasang.
Keterlibatan drg. R. Bambang Samodra dan Ade Satrio Prastyanto sebagai pelatih Gamelan Sang Saptaswara menjadi faktor penting dalam kesuksesan kelompok ini. Mereka memiliki pengalaman dan keahlian yang mendalam dalam bidang musik dan seni. Dengan bimbingan mereka, Gamelan Sang Saptaswara berhasil menciptakan harmoni yang memukau dalam setiap penampilan mereka di acara Panggung Maestro.
Melalui permainan gamelan yang mereka sajikan dengan penuh keahlian, mereka berhasil menciptakan suasana yang meriah dan memukau. Kolaborasi antara Panggung Maestro, drg. R. Bambang Samodra, dan Ade Satrio Prastyanto menjadi bukti nyata bahwa seni budaya Nusantara dapat terus hidup dan dinikmati oleh semua kalangan.
Panggung Maestro dan Gamelan Sang Saptaswara telah memberikan sumbangan yang berharga dalam melestarikan seni budaya Nusantara. Dengan keterlibatan Gamelan Sang Saptaswara di bawah arahan pelatih berbakat, keajaiban seni budaya Nusantara semakin terpancar dan menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
“Saya terkesima dengan alunan dari gamelan, mereka bukan hanya memainkan musik dengan mahir, namun mengajak kita untuk mencintai budaya negeri ini,” ujar Elviana salah satu pengunjung dari Bekasi, yang meluangkan waktunya selepas mengantar putrinya latihan menari di selasar TIM.
Lain halnya dengan Elviana, kehadiran dari Gamelan Sang Saptaswara membuat Roy Siregar terkenang masa mudanya, saat dia berkesenian saat duduk di bangku kelas dua SMU.
“Jika tidak mulai dari irama gamelan seperti ini, bagaimana kita mencintai budaya Indonesia yang penuh ragam, Gamelan Sang Saptaswara menjawab resah gelisah saya, bagaimana membuat generasi muda lebih mengenal lagu-lagu daerah.”
Gamelan Sang Saptaswara adalah sebuah kelompok gamelan yang berkontribusi dalam acara Panggung Maestro. Mereka memberikan sumbangan permainan gamelan untuk menyemarakkan setiap acara Panggung Maestro dengan mengumandangkan lagu-lagu daerah sesuai dengan asal provinsi maestro tari yang diundang. Mereka berperan sebagai penyambut tamu penonton sebelum acara utama dimulai.
Gamelan Sang Saptaswara berkenan berkontribusi dalam acara Panggung Maestro karena mereka melihat kesamaan misi antara keduanya, yaitu melestarikan seni budaya Nusantara. Panggung Maestro fokus pada dokumentasi dan konservasi tari-tarian tradisional langsung dari para maestro tari yang bersangkutan, sedangkan Gamelan Sang Saptaswara fokus pada mengkonservasi dan mengaransir ulang lagu-lagu daerah Nusantara agar tetap lestari namun tetap dapat dinikmati dengan cara yang berbeda.