PojokTIM – Hawa dingin ruang rapat Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (UP PKJ TIM) tidak mampu menyurutkan semangat para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM untuk menyampaikan aspirasinya terkait keberadaan posko #saveTIM yang kini tidak lagi sesuai peruntukannya, Rabu (4/12/2024).

Sebab pasca revitalisasi TIM, posko #saveTIM tidak lagi diperlukan. Para seniman telah beraktifitas seperti sebelumnya dan berbaur dengan para pemangku kepentingan lainnya yang ada di TIM, termasuk manajemen PT Jakarta Propertindo (Jakpro) area TIM.

“Sesuai hasil evaluasi tahun 2023, tidak diperkenankan individu atau kelompok memanfaatkan atau memakai nama FSP-TIM untuk kegiatan tertentu di luar garis perjuangan. Termasuk di dalamnya tidak boleh menggunakan posko #saveTIM untuk menggelar kegiatan baik oleh individu maupun kelompok. Untuk diketahui, posko #saveTIM dibangun oleh PT Jakpro dengan difasilitasi UP PKJ TIM dan diberikan kepada FSP-TIM untuk kepentingan pengawalan terhadap proses revitalisasi TIM, bukan untuk kegiatan lainnya,” ujar Exan Zen di depan Kepala UP PKJ TIM Arif Rahman, General Manager PT Jakpro Area TIM Anya A.C, Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Kris Aditya, Ketua Simpul Seni DKJ Imam Ma’arif dan jajaran Dinas Kebudayaan serta PT Jakpro area TIM.

Oleh karenanya, menurut Exan, perlu segera dilakukan penataan ulang kawasan yang selama ini menjadi posko #saveTIM untuk kepentingan yang lebih luas bagi seluruh seniman yang beraktifitas di TIM. Adanya anggapan kegiatan di posko #saveTIM pasca revitalisasi masih terkait dengan FSP TIM, mencoreng gerakan moral dan garis perjuangan yang telah dilakukan seniman untuk menjaga marwah berkesenian di TIM selama proses revitalisasi.

“Kami mendesak kepada UP PKJ TIM dan PT Jakpro agar segera menata ulang posko #saveTIM menjadi ruang alternatif yang inklusif dan dapat dimanfaatkan oleh seniman untuk diskusi publik, pertunjukan, eksebisi dan lain-lain,” lanjut Exan didampingi sejumlah penggiat FSP TIM seperti Iwan Burnani, Mogan Pasaribu, Octavianus Masheka, Herry Matahari, dan lain-lain.

Menanggapi aspirasi FSP TIM, Arif Rahman mengatakan UP PKJ TIM telah mengajukan anggaran untuk melakukan penataan posko #saveTIM. Arif memastikan, proses penataan akan dimulai pada awal tahun 2025.

“Hanya saja, saya harus berkomunikasi dengan kelompok lain yang juga berkirim surat. Tetapi komunikasi tersebut tetap dalam kerangka penataan posko #saveTIM karena hal itu sudah menjadi kebijakan dan dianggarakan,” ujar Arif.

Terkait bentuk ruang aspirasi, UP PKJ TIM bersama dengan PT Jakpro akan mengundang perwakilan seniman untuk menggelar Focus Group Discussion (FGD). Namun demikian, UP PKJ TIM belum dapat memastikan sarana pendukung seperti sound system dan anggaran untuk kegiatan di ruang alternatif.

“Kami ingin, PKJ TIM juga menyediakan anggaran kegiatan untuk membantu seniman yang berkegiatan di ruang alternatif. Namun untuk tahap awal, anggaran yang diajukan masih sebatas untuk penataan lanskap TIM. Jadi mohon dimaklumi jika nanti sarana pendukungnya kurang maksimal dan juga belum ada alokasi anggaran kegiatan,” kata Arif.

Terhadap dinamika yang ada, Aditya mengatakan DKJ menyambut baik penataan ulang kawasan posko #saveTIM. Hasil pertemuan tersebut akan dibawa dalam rapat pleno DKJ sehingga dapat menjadi blue print kebijakan mendatang.

Hal senada disampaikan PT Jakpro. Menurut Anya, perlu adanya komunikasi yang lebih baik antar semua pemangku kepentingan di TIM sehingga tidak ada lagi sekat-sekat yang dapat menghambat program atau kegiatan di TIM baik yang dilaksanakan oleh seniman maupun Jakpro, dan pihak lainnya.

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini