Neneng Hendriyani saat membaca puisi di Taman Chairil Anwar Monas pada acara PPN XIII. Foto: PojokTIM
Puisi-Puisi Neneng Hendriyani
Senja di Kaki Monas
Jingga sempurna membulat di netra
Mencatat ribuan kisah para demang, Nyai, dan kumpeni
Berlomba panjat pinang, menguyah impian
Menarik kebebasan, berdansa siang malam
Diiring gambang kromong dan pantun para jawara
Jakarta, sungguh tua
Di balik tembok, di puluhan anak tangga
Langkah-langkah kecil, terekam zaman
Jiwa-jiwa tua mengulum getir kehidupan
Semua nampak sama
Senja makin tua
Menelan kota dalam dekap mesra
Impian dan dekapan tak terhitung berkelindan
Terlahir kembali, dalam nama berbeda
Jiwa-jiwa yang sama
Menari diiring gambang kromong dan matinya para jawara
Jakarta, sungguh tua
Di balik tembok, di puluhan anak tangga
Langkah berhenti, mencari makna
Jingga kian sempurna terpaku di netra
Jiwa-jiwa tua mengulum getir kehidupan
Semua masih sama, di kaki ibukota
(Bogor, 22 Sep. 25)
Kisah Kita
Di kaki senja jingga merona, berarak tersimpan di sudut hati
Pendar cahaya memeluk raga, tenggelam jatuh ke dasar memori
Tak terbatas, tak berujung jauh, memeluk punggung malam hingga fajar menyapa pulang
Kembali bersama fajar jingga merekah
Memendar, mengusir resah, sebelum hilang di tanah pecah
Sementara, kisah kita masih terpatri
Di antara riak lembayung, senyum nakal mentari
Jingga enggan melambai pulang
Setia memeluk punggung, menjaga dari jauh
Meski tenggelam jutaan kali di dasar memori
Di kaki senja jingga merona, berarak tersimpan di sudut hati
Semua utuh bersama janji.
(Bogor, 22 Sep. 25)
Di Batas Kota
Di batas kota, senyum mengembang
Di antara ballast, kisah terekam
Di antara kaki tangga, kita berpegangan
Memeluk senja di antara kicau rerumputan
Kala semua menangkap jingga di kejauhan
Di antara ribuan kata, kita berdiri menatap malam
Kala tehyan dimainkan di panggung-panggung kawedanaan, kita masih acuh
Menghitung lampu-lampu yang berpendar di lorong-lorong kota
Berharap terang kembali bersinar memeluk kita
Hingga kala kita kembali
Kita masih bisa berpegangan memeluk senja di antara fatamorgana
Di antara ribuan kata, kita tak lagi berdua!
(Bogor, 22 Sep. 25)
Bionarasi
Neneng Hendriyani, lahir di Bogor, 09 Agustus 1982. Berprofesi sebagai Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ini aktif sebagai penulis dan editor berbagai genre. Karyanya pernah dibukukan dalam antologi Kunanti di Kampar Kiri: Antologi Puisi Penyair Asean, Senyuman Lembah Ijen: Antologi Puisi Nusantara, A Skyful of Rain: Antologi Puisi Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2018, Ijen Purba: Tanah, Air, Batu (Antologi Puisi Jambore Sastra Asia Tenggara), Layang-layang Tak memilih Tangan: Antologi Puisi Pertemuan Penyair Nusantara XIII Jakarta, Semesta Jiwa: Antologi Puisi Bertema Spiritualitas, Kebaya Bordir Untuk Umayah (Antologi Puisi 115 Penyair Indonesia), Teh, Imajinasi, Puisi, Antologi 50 Opini Puisi Esai Indonesia, Pandemi Puisi: Antologi Bersama Melawan COVID 19. Kontak: Instagram Nenghendri53, Facebook/Youtube Neng Hendri Suparman, E-mail nenghendri@gmail.com, https://nhwork.web.id