Puisi-Puisi Riska Widiana
GADIS YANG MENYULAM WAKTU
Sudah berapa waktu
Yang sobek oleh euforia
Kau terus mencoba menenun
Hari-hari indah
Menyulam bunga, matahari dan bulan
Tapi waktu adalah pisau
Jarum-jarum lincah
Membordir jalan-jalan di luar nalar
Merangkai kesedihan
Air matamu yang jatuh
Mungkin jadi kembang
Tersulam atau membuat tenggelam
Tapi, kau tak berhenti menenun
Siang yang terang
Malam yang hitam
Sebagai warna
Waktu yang kau tenun
Meski terus putus benang
Benang akan terus menyulam
Segala kesedihan dan kegetiran
Riau, 2024
GADIS YANG TERJAGA
Pagi-pagi sekali
Kulihat seseorang terbangun
Meninggalkan subuh
Yang masih rebah
Dalam tirai malam
Ia sepertinya tak ingin bangun
Bertemu matahari yang mengantarkannya
Untuk bertemu kembali
Pada hari-hari, mungkin sama seperti lusa
Membuat dadanya sesak
Luka dan kesedihan tidak membaik
Luka akan kian berdarah
Kesedihan kian basah
Tapi, matanya terjaga
Ia sangat mencintai di mana waktu
Memeluk bulan
__bulan yang membayang di atas sungai
Sebab malam ada kesunyian yang terhampar
Damai merekah di tanah hening
Karena ia tak mampu memetik satu tangkai mimpi
Pagi-pagi sekali, sebelum matahari
Ia melipat banyak kenangan
Merapikan segala kesedihan
Katanya, ia ingin memulai
Menanam kebahagiaan meski kecil
Ia ingin memetik senyum setiap hari
Riau, 2024
HARI-HARI BERAT YANG DILALUI
Kadang kau tak cukup
Menulis sekedar kata-kata
Untuk menyembuhkan
Sebuah luka yang berdarah
Di dalam dadamu, sunyi
Kau perlu banyak kuas patah
Tinta meleleh
Hujan yang membuatmu sesak
Angin tak lagi berembus
Tak seperti kedamaian
Ada semilir kecemasan yang membuatmu dingin
Suara guguran daun
Memukul hatimu
Sakit menjalar hingga membuka
Lorong-lorong gelap
Kau dibimbing melihat kesakitan lagi
Ya, kau akan melewati hari sulit
Seberat kantuk di waktu subuh
Hanya perlu melibas kemalasan
Tapi seperti batu besar
Ombak tak pernah tiada
Jika laut tak surut
Angin tak pergi jauh
Selama ada musim yang harus dibawa
Hujan tetap turun
Selama langit membentang
Waktu tak akan memberi tempat
Bagi orang yang dibelenggu
Oleh dirinya sendiri
Riau, 2024
BIONARASI
Riska Widiana, tinggal di Kbupaten Indragiri Hilir, Riau. Karyanya termuat ke dalam media cetak dan online seperti Klasika Kompas, Suara Merdeka, Babel Post, Merapi, Lombok Post, Pontianak Post, Bangka Post, Nusa Bali, Waspada Medan, Sarawak Malaysia, Harian SIB, Haluan Padang, Radar Kediri, Radar Madiun, dll.
Puisinya juga termuat dalam beberapa antologi bersama di antranya FISGB (2022), Hari Puisi Indonesia, Masyarakat Jember (2022), Suatu Hari dari Balik Jendela Rumah Sakit, (Bali 2022), Dokterku Cintaku (Denpasar 2022), 100 Tahun Chairil Anwar (2022), Madukoro Baru 1 (2022), Negeri Poci 12, Raja Kelana (2022), Satria Publisher (2022), dll.
Juara I Lomba Cipta Puisi Negeri Kertas (2022).
Facebook: Ri-Ana; Instagram: riskawidiana97, Email: riskawidiyana86@gmail.com