1. TERIMA KASIH
terima kasih kepada hujan yang datang dan pergi
air mengalir lancar dalam selokan menuju sungai
tikus-tikus liar kocar kacir menapi dinding got
cicak dan kecoa berseliweran di atas kayu-kayu
orang-orang seperti tak bernapsu menengok
jalan kecil dan berlobang. Sodetan bawah jembatan
terima kasih kepada matahari yang datang dan pergi
sekuntum mawar tampak cerah menyambut pagi
akar serta daun-daun merambat di atas tanah
codot dan jambu bersinergi menerima dan memberi
kangkung dan bayam menghiasi tubuhnya yang kerdil
dan di jalan gunung itu kebun-kebun teh bernyanyi
terima kasih kepada televisi yang mempertontonkan
wajah-wajah korup. Kelangkaan bahan bakar. Harga
sembako yang melambung tinggi. Politikus dadakan
kongres luar biasa partai yang sesungguhnya biasa saja
seperti aku menghisap permen karet, atau membaca
larik-larik puisi di kesunyian
terima kasih kepada rumah yang melindungiku dari
suara-suara bising. Bayang-bayang ketakutan. Pintu
dan jendela yang terbuka dan tertutup. Angin yang
datang dan pergi. Ranjang bagi si pemimpi. Potret
yang terjaga dari halusinasi. Puisi-puisi yang tak henti
menguras tenaga hingga usiaku tua – serta renta
2022
2. PUSAT DOKUMENTASI SASTRA
ada namaku di sana, di antara buku-buku
dalam lembaran-lembaran kertas lama
pada sebuah rak buku berhuruf dan berabjad
di antara nama-nama sastrawan, aku ada
di deretan nama-nama yang tak asing
nama-nama yang telah mendunia
ada namaku di sana dalam arsip rekaman
gambar, rekaman suara, digital, serta dalam
bentuk pengetikan
di antara nama-nama, satu-satu pergi
meninggalkan jejak, satu-satu mengajak aku
pergi melepaskan jejak di pijak kakiku
2022
3. SABTU SIAL
“Sudah ketemu sabtu lagi,” kata pintu pada tirai
Jendela yang sejak kemarin tertutup rapat
ada yang dibenci pintu, juga tirai jendela. Sebab
anak majikan setiap sabtu petang selalu berdiri
di pintu sambil tangannya menggenggam tirai jendela
“Kok belum sampai juga, ya?” tanyanya. “Ini kan
malam minggu, ya malam yang panjang!”
tubuh tirai pun bergoyang-goyang menggoda pintu
yang masih terbuka lebar dan cemas jika anak majikan
bertahan di dekatnya
pintu pasrah menerima nasib ketika tubuhnya
dipukul-pukul. Katanya, “Dasar sabtu sial!”
2022
BIODATA
NANANG R(IBUT) SUPRIYATIN menulis puisi, cerita pendek dan esai sastra sejak tahun 1980-an. Beberapa kali menjuarai Lomba Cipta Puisi tingkat Nasional. Kumpulan puisi tunggalnya antara lain “Suara Suara” (Yayasan Sastra Kita, 1985), “Prosa Pagi Hari” (Agia Media, 1995), “Apologia” (Teras Budaya, 2013), “75 Sajak” (Siger Publisher, Februari 2022),“60 Sajak Pilihan” (Hyang Pustaka, Mei 2022) & “65 Sajak Pilihan (Hyang Pustaka, Oktober 2022), serta sekitar 80-an antologi puisi bersama.
Email:
Nanangribut74@gmail.com, dan
Nanangrs62@gmail.com