Puisi-Puisi Bambang Widiatmoko
KOPI TERAKHIR BUAT JOKPIN
Bertemu terakhir dengan Joko Pinurbo
di sebuah hotel di jalan Matraman
namun lupa untuk menyempatkan foto bersama.
Kubawakan kopi legendaris Cap Sedan
yang tentu saja masih terasa hangat
sebab baru selesai diolah dari penggilingan
kopi yang masih hangat seperti kehangatan
persahabatan kita sejak tahun 80-an.
Kopi cap Sedan bagai perlambang untuk mengantarkan
ke peristirahatanmu yang terakhir
Dan jika di surga ada cafe
minumlah secangkir kopi sambil membandingkan
nikmat mana rasa kopi di dunia atau di surga.
2024
KOPI KEBAJIKAN
Di kedai kopi depan klenteng Boen Tek Bio
Secangkir kopi Sidikalang menenggelamkan kenikmatan
Semerbak wanginya bercampur dengan asap hio
Pandangan tajam dua patung cioh say seakan bertanya
Mengapa engkau selalu duduk di kursi dan meja yang sama
Aku pun tak ragu menjawab – seduhan kopi telah mengantarku
Menapaki jalan kebajikan menuju Kha Lam Ya dan altar Buddha.
Di kursi dan meja yang sama – kopi Sidikalang tetap jadi pilihan
Sambil melihat kepulan asap hio yang terus mengudara
Menyelinap di antara lampion-lampion tua berwarna merah
Berhenti sejenak di depan patung Dewi Kwan Im
Menyeruput kembali kopi dengan ketakjuban memandang
Klenteng yang sudah sangat tua – empat abad usianya
Secangkir kopi membawaku menjelajahi kota masa silam
Dan pada tegukan terakhir – kenikmatannya seperti melampaui
Genting klenteng Boen Tek Bio – naga penjaga terbangun karenanya.
2023
MANUSKRIP KOPI
Aroma kopi arabica terasa wangi semerbak bercampur
Jemuran daun tembakau yang memenuhi jalanan dan halaman
Setangkai sapu lidi diletakkan terbalik dengan cabe merah di ujungnya
Sebagai penolak hujan sebab rajangan tembakau memerlukan panas cuaca
Musim panen tiba dan tembakau akan tersebar ke berbagai kota
Para petani merasa lega merasakan keberutungan dengan duduk bersama
Lalu kopi panas disajikan untuk mengusir udara dingin lereng Sindoro.
Di desa Traji – desa kuno yang namanya tercatat dalam prasasti
Pohon kopi seperti deretan bidadari dengan kalung untaian biji kopi
Lalu aku berjalan memasuki kebun seperti memasuki sepotong surgawi
Kopi telah menjadi aliran nadi di tanah ini dengan daun yang menjadi napas
Udara sejuk dan tanah bercampur sisa erupsi menyuburkan tanah
Kebun kopi tumbuh subur di lereng-lereng dan akrab dengan kabut
Membuatku selalu ingin datang kembali – mencatat kopi menjadi manuskrip abadi.
2023
BIODATA
Bambang Widiatmoko, penyair berasal dari Yogyakarta. Kumpulan puisinya al. Mubeng Beteng (2020), Kirab (2021), Liat Pulaggajat (2022). Kumpulan esainya Jalan Cahaya (KKK, 2022). Ikut menulis esai di buku al. Nyanyi Sunyi Tradisi Lisan (ATL, 2021), Esai dan Kritik Sastra NTT (KKK, 2021), Mencecap Tanda Mendedah Makna (FIB UI, 2021), Sastra, Pariwisata, Lokalitas (HISKI Bali, 2021), Antologi Kritik Sastra dan Esai (KKK. 2021), Jalan Sastra Lampung (DKL, 2022). Di Antara Gudang, Rumah Tua, pada Cerita (Gramedia, 2022), Oase di (Tepian) Kota (2023).