SEMANGKA YANG DIHANCURKAN

Bagai kembang api
Merahnya menyemburat
Memercik bulir bulir hitam
Bergelimpangan di tanah suci
Seribu akan tumbuh dengan pesat

Setelah satu hancur
Di papan catur

Kenapa kau hancurkan semangka itu?
Bukan tersebab hasrat agama tentu
Sepertinya tanah menjadi sasaran jitu
Menjadi pemantik api serakah
Para pecatur politik nan pongah

Kenapa kau hancurkan itu semangka?
Padahal sangat berarti bagi tiga belas daya hidupmu, apakah lupa?

Bagaimana pendapatmu
Jika orang-orang kau cinta
Robek kulitnya
Dagingnya pecah
Tulang belulangnya rontok sudah
Jantungnya terbelah
Mengarus darah
Membuncah seluruh jeroannya
Seperti semangka yang kau hancurkan itu

Bukankah ia salah satu buah
Yang tumbuh di taman surga?

Jakarta, 4 November 2023

 

ENCORE UNE FOIS PARDONNE MOI

Paris tengah musim semi, Ratu Ayu
Ingat saat itu
Biasanya yang engkau semai terlebih dulu adalah mawar dengan ragam warna

Tak sempat bercerita aku padamu.
Kurang lebih dua minggu lalu
kupu-kupu penyampai berita mengenakan gaun merah api

Menari-menari menyerupai lidah api yang menjilat-jilat
Mendadak konsentrasi rohaniku ke prancis masa silam.

Kupikir aku musti membaca ulang revolusi di masa itu Agar dapat petunjuk terang sekiranya buku harianmu tercecer di mana
Saat hiruk-pikuk kerusuhan terjadi
Juga coba alternatif tafsir lain
Menengok keberadaan Mihrab Sulaiman,
Rosario,Cawan Suci
dan Anggur Merahmu
Semuanya tak ada terlihat mengkhawatirkan
Syukurlah kalau begitu

Encore une fois pardonne moi.
Warna cintaku masih berkisar putih merah dan biru
Selebihnya tak ada warna lain

Bogor, 23 April 2024

 

ZIARAH 1
(Menjumpai Hitler)

Kalau sekiranya reinkarnasi
benar ada berlaku dalam kehidupan ini
aku tak mau terlahir kembali
di Austria
dan di Jerman menjadi FUHRER.

Genesis akumulasi dendam
dari masa kecil yang sulit,
akrab dengan bulian.
Masa remaja penuh kekecewaan
tereleminasi dari berbagai
ruang study bergengsi.

Pencitraan martabat dan kehormatan
menjadi tembok pembatas
dan deskriminasi sebagai duri mengandung arus listrik diatasnya
antara Si Kaya dan si miskin,
Sang Jenius dan si bodoh.

Ketika beranjak dewasa.
Aku. Adolf Hilter. Akan membuktikan dirinya sebagai seorang Arya.

Bangsa agung dari ras-ras bangsa lain. Akan mampu memenangkan percaturan dunia. Dan berkuasa. Dan aku berhasil membuktikannya.
Ketika mahkota kepemimpinan terlepas dari kepalaku.
Dan aku terjatuh dari tahta kekuasaan.
Bagaikan seorang peminum,
yang otaknya telah terbebas dari pengaruh alkohol. Sadar dari mabuknya.

Ya,
aku telah meminum alkohol dendam.
Penaklukan wilayah yang aku lakukan. kebijakkan-kebijakkan kekuasaan yang aku terapkan dan semua yang berbanding lurus dengan hal-ikhwal politik di dalamnya, Dalam keadaan mabuk.

Bagi penggemarku. Aku adalah Super Hero. Bagi pengikutku adalah Sang Raja. Tapi bagi mereka yang menjadi korban kerakusan obsesi dan ambisiku. Kebrutalan sistem politikku. Aku adalah penjahat perang. Aku terima vonis itu.

Aku malu pada Tuhan begitu baik memberi aku kesempatan terhindar dari penghakiman massa
Aku malu pada para penggemarku karena aku tak lebih dari seorang penenung jahat. Dan aku merasa kasihan pada pengikutku karena telah menelan ajaran sesat dariku.

Sekali lagi bila memang reinkarnasi itu berlaku dalam kehidupan ini
Kalau boleh aku meminta aku terlahirkan kembali di salah satu sudut daerah dan suku bangsa dari negeri gemah ripah lohjinawi ini
Penghuni-penghuninya begitu sederhana,ramah dan penuh kekeluargaan
Di mana aku telah mengalami pencerahan pikir,laku dan imanku
Tetap bertugas sebagai tabib tanpa tanda jasa
Setulus hati menolong orang-orang susah tanpa perlu pusing memikirkan sederet angka biaya
Dan bertemu seorang dara dengan peras wajah memancarkan sinar kecantikkan alami dan mendukung falsafah kesederhanaan yang aku jalani
Akhirnya hidup bersama
Melahirkan anak-anak berbudaya dan beradab.Membangun pemerintahan kecil. Tak ada sistem politik penuh intrik. Tak ada rapat-rapat untuk makar
Tak ada kudeta.
Dan aku berharap tak dipertemukan lagi dengan seorang Eva Braun. Wajahnya penuh bias minyak atau bensin yang justeru semakin mengobarkan api kegilaanku sebagai FUHRER jumawa, dan diktator.

Bila ternyata reinkarnasi itu tak ada
Paling tidak aku boleh berharap
Tak akan ada lagi tempat-tempat porak-poranda terhantam granat atau bom
Di jalan-jalan tak terlihat lagi darah berceceran dan tubuh-tubuh berserakkan
Udara tak bercampur lagi asap mesiu begitu menyesakkan nafas
Bocah-bocah tak lagi harus menjadi yatim-piatu, para istri menjadi janda

Bogor, 24 April 2024

BIODATA
Jei Sobarry Buitenzorg – Aktor dan teraphis yang juga gemar berpuisi kelahiran Jakarta ini, berupaya menjadikan puisi sebagai pedang dan pedangnya adalah puisi. Puisinya telah dibukukan dalam sejumlah antologi bersama komunitas sastra. Puisi dan cerpennya juga sudah dimuat di berbagai media massa online

 

 

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini