PojokTIM – Kegiatan peringatan 40 hari meninggalnya sastrawan Prof Abdul Hadi WM yang digagas Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan dilaksanakan melalui kepanitiaan bersama puluhan komunitas telah selesai. Acara pembubaran panitia pun berlangsung semarak diikuti acara buka puasa bersama di selsar Taman Ismail Marzuki (TIM), Selasa (26/3/2024).
“Sebagai ketua panitia, saya mengucapkan terima kasih kepada semua komunitas yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan peringatan 40 hari wafatnya Prof Abdul Hadi WM. Semoga apa yang kita lakukan dicatat sebagai amal kebaikan,” ujar Ketua Panitia Peringatan Wafatnya Abdul Hadi WM, Nanang R Supriyatin.
Nanang berharap kegiatan itu dapat menjadi tradisi yang baik. Kekompakan dan sifat guyub antar seniman dan antar komunitas seni, terutama yang berkecimpung di TIM, dapat menjadi energi positif yang melekat dalam setiap kegiatan kebudayaan, khususnya sastra, secara luas.
Selain ketua, rapat pembubaran dan bukber Panitia Peringatan 40 Hari Wafatnya Prof Abdul Hadi WM dihadiri Sekretaris Rissa Churria dan Erna Winarsih Wiyono, Bendahara Dyah Kencono Puspito Dewi, Ketua Seksi Acara Octavianus Masheka, Ketua Seksi Perlengkapan Giyanto Subagio, dan lainnya.
Seperti diketahui, kegiatan peringatan 40 hari wafatnya Prof Abdul Hadi WM adalah bagian dari penghormatan atas sumbangan dan dedikasi almarhum pada kesusasteraan. Kegiatan yang digelar di Teater Kecil, Kompleks TIM, Senin (26/2/2024), dibagi dalam 2 sesi.
Pada sesi pertama, selain diskusi, juga diisi dengan pembacaan puisi oleh Giyanto Subagyo, Feri Putra, Piet Yuliakhansa, Nurhayati & Rokhana, Boyke Sulaiman, Narima Berly Ivana, Dyah Kencono Puspito Dewi, Guntoro Sulung, Sihar Ramses Simatupang, Trilogi, Nina Karenina, Evan YS, Wig SM, dan Tatan Daniel, serta musikalisasi puisi “Lagu Dalam Hujan” oleh Rinidiyanti Ayahbi.
Pada sesi malam, yang dihadiri perwakilan dari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Unit Pelaksana Teknis (UPT) PDS HB Jassin, dan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), acara dibuka dengan lantunan zikir, dilanjutkan pementasan tari sufi oleh Imam Ma’arif dan kawan-kawan dari RK Productiaon.
Setelah itu sejumlah pembacaan puisi dan testimoni dari Gayatri Muthari, Jose Rizal Manua, Oktavianus Masheka, Sutardji Calzoum Bachri, Emi Suy, Arief Joko Wicaksono, Asrizal Nur, dan M Subhi Ibrahim.
Acara juga diisi dengan tayangan profil Prof.Abdul Hadi WM. Pada kesempatan itu, Isbedy Stiawan ZS memberikan kesaksian tentang kiprahnya dan mengusulkan agar Abdul Hadi WM mendapat gelar sebagai Guru Penyair Indonesia, sebagaimana Sutardji mendapat julukan sebagai Presiden Penyair Indonesia.
Ada pun 14 komunitas yang tergabung dalam kepanitiaan bersama adalah Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), Komunitas Forum Sastrawan Indonesia (FSI), Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Komunitas Sastra Reboan, Komunitas Satarupa (Perempuan Pekerja Seni), Komunitas Lukisan Daun & Kopi Teddy Arte.
Kemudian Komunitas Literasi Betawi (KLB), Komunitas Srikandi (Komunitas Seni Budaya), Komunitas Literasi Kompasiana (LitKom), Komunitas Sastra Jakarta Timur (KSJT), Komunitas Istana Puisi, Komunitas Cakra Budaya Indonesia, Komunitas Planet Senen,Forum Literasi Muda, serta Komunitas RK Production.