Puisi-Puisi Bintang Prakasa
PUISI?
Puisi adalah tagihan wifi yang menumpuk
Puisi adalah rumah sakit cipto
Puisi adalah ibu hamil yang dilarang cuti
Puisi adalah kumpulan klakson di salemba
Puisi adalah para pedagang yang digusur oleh ormas
Puisi adalah cinta yang kalera
Puisi adalah kemiskinan yang membunuh impianmu
Puisi adalah peju yang berkerak di sprei kamar pacarmu
Puisi adalah meledakan kantor polisi terdekat
Puisi adalah anak yang menangis sebab rumahnya digusur oleh aparat sialan
Puisi adalah dikucilkan
Puisi adalah para petani yang dipaksa makan paku dan beton
Puisi adalah diasingkan
Puisi adalah pemuka agama yang menjual namaNya demi selangkangan
Puisi adalah asu
Puisi adalah kamu
Kamu adalah puisi
Jakarta, 02 Mei 2024
APA KABAR, MAR?
Mar,
apa kabar?
Semoga anjing-anjing yang membunuhmu tidak mengikutimu ke sana
kuharap ia tersandung jatuh ke neraka
dan kemaluannya dikoyak-koyak belatung sampai tak tersisa.
Mar,
apa kabar?
Biadab yang membunuhmu belum diungkap sampai sekarang
mereka masih dapat tertawa-tawa
memukuli kawan-kawan seperjuanganmu
bahkan, lagi-lagi membunuhnya, mar.
Mar,
Apa kabar?
Arlojimu tertinggal mar
tertinggal dalam gerak
dan nafas tiap makhluk
yang berjuang melawan penindasan.
Jakarta, 08 Mei 2024
KEHAMPAAN
Hari demi hari,
Ruang demi ruang,
Nafas demi nafas,
Kehampaan ini selalu mengikuti bayanganku
Mencekik pikiranku.
Semangkuk bakmi babi
sebotol kenikmatan
tak mampu mengusir dan membunuh kehampaanku.
Aku diciumi,
digerayangi,
disetubuhi,
rasa sialan ini.
Aku membeku,
membiru,
berteriak,
berniat membunuh atmaku.
Namun, hari demi hari
rasa itu datang kembali tuk mengiris pikiranku
rasa itu tak bisa kubunuh
selayaknya hasrat dan ego yang selalu tumbuh.
Jakarta, 22 April 2024
BIODATA
Bintang Prakasa lahir di Jakarta pada 02 April 2003. Saat ini sedang menjalankan pendidikan di salah satu perguruan tinggi Jakarta. Terkadang membaca untuk mengisi waktu luang dan mengirimkan tulisan ke media cetak maupun online.
