Puisi-Puisi Dewis Pramanas
Jejak Rembulan
Telah pergi rembulan
Meninggalkan cahaya di langit
Percik-percik rindu mencuat
Karib dengan ribuan bintang
Dinanti
Sebuah proses renjana membekas
Ada dekap kisah yang klimaks
Pada malam-malam berbinar
Membahana seantero galaksi
Pergi ialah ketetapan
Namun jejak-jejak yang tertinggal
Terus menetap dalam relung
takkan purna
Subang, 9 Mei 2024
Muka
Siang itu langit berwajah terik
Mereka menelusuri jalan pendaringan
Sebab muka perlu perawatan
Tuk bertahan hidup
Meski sumber hidup berakhir di kakus
Mereka sibuk berlalu lalang
Cari muka di kursi lobi-lobi
Pasang muka senyum dan peduli
Buang muka pada laut yang keruh
Dunia ialah arena pesolek muka
Saling menampilkan muka kinclong
Terpampang di layar smartphone
Subang, 16 April 2024
Perempuan Berhati Samudera
setiap pagi menyegarkan suasana rumah
tangan-tangan cekatan memikul proses
rusuknya jadi penopang kehidupan
keringat ialah mata air jernih mengalir
pada belantara yang rindang
ia memusatkan pikiran sepanjang hari
teruntuk senyum riang di wajah buah hati
walau setumpuk cucian kadang tiada berpihak
sekadar ingin merebah tubuh lelah
cahaya lampu serta tangisan manja
selalu menemani setiap larut malam
nyamuk sebagai saksi ketulusan
hatinya membentang samudera
Subang, 18 April 2024
BIONARASI
Dewis Pramanas. Pria sederhana kelahiran 01 Maret ini memiliki hobi menulis puisi dan bermain musik, aktif di berbagai event kepenulisan baik itu event lomba maupun nubar di grup literasi melalui media social, beberapa karyanya dalam bentuk buku yaitu, buku antologi puisi Luka Yang Menyekat (2020), Narasi Anak Negeri (2020), Buku solo puisi Perindu Hujan (2021). Selain itu ia juga aktif mengajar di SDN Ciberes, Kabupaten Subang. Bisa temukan jejaknya di akun media sosial pribadinya IG: @dewispramanas