Puisi-Puisi Rosmita
MUHASABAH DIRI
tu(h)an,
atas segala karunia-Mu
jauhkan diriku dari rasa pongah dan kerasnya hati
bukankah kesombongan dan kebesaran adalah selendang-Mu?
aku tidak berhak memakainya
pada semua ujian-Mu.
jadikan diriku ridha atas setiap garis takdir
berikan aku keistimewaan agar terus istiqomah,
di jalan kebenaran
sungguh tiada yang abadi
semua serba sementara
dan kehidupan akan berakhir
tu(h)an,
pantaskah aku merindu surga
sementara aku takut azab neraka-Mu
tu(h)an,
akan ke manakah aku setelah menulis puisi ini?
apakah Engkau akan memanggilku pulang
untuk mempertanggungjawabkan kehidupanku selama di dunia?
Jakarta, Permata Hijau, Desember 2023
RAMADAN KEKASIHKU
Kekasih
Aku mengendus aroma kedatanganmu
Aku sangat mengenali wangi parfum
yang melekat di dirimu
Di saat engkau mengunjungiku
Semerbaknya tak akan hilang meski engkau sudah berlalu pergi
Kekasih, kemarilah
betapa aku sangat merindukanmu
Ingin rasanya aku memeluk erat tubuhmu yang kasturi
Aku ingin bersamamu, menempuh jalan takwa menggapai ridha-Nya
Duhai kekasih
Rasanya sudah tidak sabar untuk menjemputMu di bandara cintaku
Engkau yang selalu kulangitkan dalam doa-doa
agar kembali menjumpaiku
Marhaban Ya Ramadan kekasihku
Engkau adalah anugerah terindah dari Allah untuk diriku
Engkau datang membasuh noktah-noktah dosa, yang berlumuran di ragaku
Selamat datang wahai pemilik malam seribu bulan.
Jakarta, 5 Januari 2024
KERETA KERANDA
BUKAN KERETA KENCANA
Jika tiba saatnya
Ruh akan menuju langit
Meninggalkan jasad terbaring kaku
Kereta jemputan telah menunggu di depan pintu
Ia bukan kereta kencana yang berlapis mutu manikam
Tetapi ia keranda kematian yang diusung para pengantar jenazah
Sudahkah kau menyiapkan bekal pulang wahai jiwa?
Sebelum napas berhenti
Apakah lafaz kalimah tauhid terucap di bibir sebagai kata perpisahan?
Adakah kau membawa serta gemerlap fatamorgana duniawi?
Kemudian,
Pintu peristirahatan terakhir ditutup
Gemuruh doa pelayat memenuhi udara menghadap ke arsy
Mengiringi ruh menemui Rabb-Nya
Gerbang alam barzakh terkuak, terdengar seruan;
“Duhai nafsul mutmainnah!
Adakah yang lebih tinggi dari derajat ketakwaan?”
Jambi, Desember 2023
Biodata
Rosmita, S.Pd lahir di Banda Aceh, 20 April. Tugas mengajar sebagai kepala sekolah di Sekolah Dasar No. 126 Kabupaten Muaro, Jambi. Bakat menulis Rosmita sejak kelas 3 Sekolah Dasar. Sampai saat ini ia sudah melahirkan banyak karya, di antaranya 7 Antologi Puisi tunggal dan lebih dari 100 Antologi Puisi bersama.