LUKISAN TIGA PEREMPUAN
I
Perempuan yang sedang merakit
tubuh lagi, kelak yang dilahirkannya
kuat tanpa harus tumbang oleh badai
teriring mitos belum tentu bisa dipercaya
namun, ranum di setiap musim berlalu
selalu ada yang abadi dari
sepanjang hayat kasihnya
II
Perempuan yang belum selesai
dengan dirinya
meredam ramainya isi kepala
siapakah dia sesungguhnya ?
berkisah memanjakan diri
dibalik mereka yang tak paham
merajut kegelisahan menjadi
lukisan kehidupan
merangkai keseimbangan serupa
pelajaran hayat
…..benar – benar tidak paham
bahwa ketidaktahuan sumber
ketakutan
III
Perempuan pengelana pikiran
tempat dimana menyukai hujan
membuatnya menari dalam keteduhan
bertarung bila hanya gerimis;
karena ia hanya mempercepat kelam
dan berjalan lambat
dibingkainya langit sebagai
catatan musim yang terlipat
….ia hanya terombang – ambing
di antara tetap menikmati
atau pergi menjauh ?
-2024
TARHIB GUNUNG
kujumpai engkau sebagai gunung
teraduk bersumbu kebaikan
bercengkerama sederhana di benakku
pada elok engkau masih disana
saat itu pula kutersenyum
menemukan diri sendiri
dan restu menabur jejak
; sesederhana menemukan kekuatan berserah dan pasrah
sepenuh hati mendengar
bersabda erat jawaban Ilahi
tersirat selaras doa
memeluk harapan tak terbatas
pun bila petuah itu hilang
; akan kucari tunak jawabannya !
(tetaplah bertabur bijak bersama cerita alam dan jangan pernah untuk menuntaskannya)
-2024
SILUET KOPI
tercium aroma
memecah selat pikiran
seperti lamunan tak berujung
terlihat pekat
memecah keheningan renjana
seperti menyimpan diam – diam
kuaduk hangat di sore ini
meski dadaku selundup sana – sini;
…..bersenda dalam sunyi,
rebahkan lara
…..bergurau dalam hening,
lesapkan duka
terdengar riuh perempuan berkisah
godaan itu telah datang
menawarkan cawan lain
pada ego yang tinggi
nafsu pesan berbunyi
semua liar…
namun mampu mengisi segumpal kerinduan
takkan usai, dayanya tunak nafas
namun, tetap secangkir rasa ini
bertuan untuk cerita baru
karena kopi siluet memori
bawa pulang setitik keabadian
( aah kenapa aku selalu tenang menelusuri keajaibanmu, jangan bertanya kopi apa yang kupesan nak )
-2023
BIONARASI
SULTAN MUSA berasal dari Samarinda Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar diberbagai platform media daring & luring. Serta karya – karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Seperti Antologi Puisi Penyair Dunia “Wangian Kembang : Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang di gagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB (2020), “La Antologia De Poesia Cultural Argentina – Indonesia“ Antologi Puisi Budaya Argentina – Indonesia (2021). Antologi Puisi “Cakerawala Islam” MAIK – Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan –Malaysia (2022), Festival Sastra Internasional Gunung Bintan – Jazirah ( 2019,2020,2021,2022,2023), Temu Karya Serumpun “Tanah Tenggara” Asia Tenggara (2023), HOMAGI – International Literary Magazine & Festival Sastra Melayu Riau 2024. Dan puisinya terpilih pada event “Challenge Heart and Art for Change” Collegno Fòl Fest Turin -Italia (2024). Tercatat pula dibuku “Apa & Siapa Penyair Indonesia – Yayasan Hari Puisi Indonesia” Jakarta 2017. Adapun IG : @sultanmusa97