Puisi-Puisi Faris Al Faisal
THE HIDDEN
kamera pengawas, kamera monitor
yang tersembunyi
di plafon, di tiang, di pagar, di dinding
kerja mata-mata dan detektif
tangkapan layar yang bercerita
di satu sudut toko
seseorang perempuan berdiri membelakangi
sebelum persoalan baru dimulai
ia meraba kantongnya
dengan gerak yang mudah terbaca
ketika menyelipkan sesuatu di balik bajunya
benda itu masih memperlihatkan
bentuknya
kotak susu, susu kotak
sejenak keraguan menyusup
ketakutan
pada bayi mungil yang ia tinggal
ia tahu, yang
sebenarnya, akan ada perkelahian dengan waktu
sebelum tangannya dengan sempurna
menarik pegangan pintu kaca
aib memanggil nasib
dan rekaman
tak pernah menyentuh sisi terdalam apa-apa
DIAMETRAL
pada yang demikian—hitam dan putih
bertentangan secara diametral
selalu,
bukan lagi menyusun komposisi dan integrasi
ketika kau bermain piano
menyambut bunyi aliran glasial
dan gulungan jiwamu terbuka
sekarang, kemurnian
menyusun kata
berbicara padamu dengan apa adanya
kau berpijak di mana?
hal-hal yang begitu prinsip
bertahan dari goda
rantai yang kuat
tangan-keteguhan
mengakar di perut bumi
mengayunkan kaki
lurus
dengan meninggalkan ragu
melawan rimba, yang telah berubah jadi kota
KACANG POLONG
seorang pengunjung kedai, kehilangan
kekasihnya
ia nangis, padahal yang ditangisi adalah dirinya
— dari bunyi kacang polong
busuk di polongnya
dan di pinggan kulit-kulit seperti sobekan kertas
kecil-kecil
kebahagiaan yang hancur
tanya: apakah hari sudah kiamat?
belum, tapi ia sudah berpikir semua telah berakhir
jadi berapa lama akan menyadari
kekeliruan, kekecewaan, kegagalan
di mana letaknya, lampu terlihat goyang
sampai dimatikan
ia pulang
tak membawa apa-apa
kecuali dukacita yang berulang
BIONARASI
Faris Al Faisal, penyair. Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Indramayu dan Ketua Lembaga Basa lan Sastra Dermayu. Email ffarisalffaisal@gmail.com, Facebook www.facebook.com/faris.alfaisal.3, Twitter @lfaisal_faris, IG @ffarisalffaisal,