PojokTIM – Ajang buka puasa bersama yang digelar Jagat Sastra Milenia (JSM) di RM Dapur Solo, di bilangan Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (22/3/2025) mendadak riuh oleh guyonan Sofyan RH Zaid ketika menyampaikan kata pengantar untuk soft launching buku terbarunya yang berjudul Islam Kontekstual dan Esai Lainnya. Cara itu ternyata ampuh untuk mengendurkan kerut di dahi audiensnya.

“Setiap pulang kampung ke Sumenep (Madura), saya selalu ditanya, katanya penulis kok tidak pernah ngasih buku ke orang-orang, ke tetangga (di kampung). Saya bingung, kalau mau dikasih buku sastra, khawatirnya mereka tidak paham. Jadi saya bikin buku Islam kontekstual karena ada banyak (pemeluk) Islam di kampung saya,” canda Sofyan yang juga dikenal sebagai penyair.

Diskusi kecil yang dipandu Ketua JSM Riri Satria semakin menarik ketika Sofyan membedah bukunya yang berisi pemikiran-pemikiran kritisnya terhadap Islam.

“Dalam buku ini ada esai antara berzikir dan berpikir (Berzikir itu Islami, Berpikir itu Kafir?, hal 161). Mana yang yang lebih penting? Saya mengatakan berpikir lebih penting karena Islam berkembang sampai saat ini karena banyak orang berpikir,” ujar penulis buku Khalwat itu.

Dinukil dari bukunya, Sofyan menjelaskan, kita kadang berasumsi bahwa berzikir itu islami, berpikir itu kafir. Berzikir sebagai kegiatan spiritual, sedang berpikir aktivitas intelektual. Padahal, berpikir atas kebesaran Allah justru adalah zikir yang lebih utama.

Atas pertanyaan Nuyang Jaimee, Sofyan menjelaskan tentang hakikat  surat Al Fatihah adalah proposal. “Menariknya proposal itu dibuat oleh Allah. Itu menunjukkan betapa pengasihnya Allah sehingga cara kita meminta saja diberi contoh. Istimewanya, dari 7 ayat, 4 ayat berisi pujian kepada Allah, 3 ayat merupakan permintaan (hambaNya). Jadi Allah mengajari kita seni diplomasi bahwa kita harus menggunakan konsep MSM, memuji sebelum meminta,” terang Sofyan.

Buku Islam Kontekstual terbitan WISMEDIA (2025), dibagi dalam 5 bab yakni Kontekstualisasi Filsafat Islam dan Eksistensi Kemanusiaan, Kontekstualisasi Etika, Ekonomi dan Kepemimpinan, Kontekstualisasi Fikih dan Praktik Ibadah, Kontekstualisasi Tasawuf dan Spiritualitas, serta Kontekstualisasi Kritik Sosial dan Budaya.

Acara buka puasa bersama merupakan kegiatan rutin yang digelar JSM setiap bulan Ramadhan. Selain dihadiri para penyair dan penulis, acara yang berlangsung hingga pukul 21.00 WIB itu juga dihadiri para Sahabat JSM, penyair Azizah Zubaer, anggota Komite Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta Imam Ma’arif, komponis Ananda Sukarlan, dan lain-lain.

 

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini