PojokTIM – Gelak tawa memenuhi Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) saat Buher, yang diperankan dengan apik oleh Budi Kecil, mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi dengan teman-teman premannya. Tingkah Buher yang kocak, diselingi ucapannya yang ceplas-ceplos, mampu menghidupkan suasana panggung dalam pementasan Dak Dek Dok Kena Masa Bodo karya Maulana Firdaus.
“Tadinya cuma satu masalah, begitu aye minta solusi ke teman-teman aye, jadi tiga masalah,” ucap Buher kepada penonton.
Pementasan Dak Dek Dok Kena Masa Bodo dengan Sutradara Ical Vrigar di GKJ, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025) merupakan bagian dari Festival Teater Tradisional 2025 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
Festival diikuti 15 sanggar dan berlangsung pada 10-18 Juni 2025. Kegiatan tersebut bertujuan mengangkat budaya tradisi Betawi, Melayu, Sunda, Jawa, hingga Cina sebagai bentuk apresiasi terhadap seni pertunjukan tradisional yang tumbuh dari akar budaya masyarakat yang ada di Jakarta.
Sesuai temanya, Dak Dek Dok Kena Masa Bodo, yang dibuka dengan penampilan seluruh pemain dari Sandiwara Gang Tangkil, mengangkat cerita tentang keluarga Betawi dengan problem klasiknya. Diceritakan, orang tua Beber (Berlian) tidak merestui hubungan anak gadisnya dengan Buher. Pada saat yang sama Buher juga tidak dapat memenuhi keinginan Beber membuat salon kecantikan.
Hingga akhirnya, Beber bersama ibu dan saudara laki-lakinya punya ide untuk menjual tanah warisan bapaknya. Beber akhirnya jatuh cinta pada laki-laki Batak yang mampu mencarikan pembeli tanah bapaknya dan mewujudkan impiannya.
“Ceritanya sangat lucu dan menghibur,” kata Chyntia, remaja dari Ciputat yang tampak antusias selama menonton pementasan Dak Dek Dok Kena Masa Bodo.