PojokTIM – Manusia memiliki kecenderungan berbeda-beda dalam hal komunikasi. Namun hanya 1 komunikasi yang sempurna. Sementara mis-komunikasi ada 5 yakni kurang menangkap maksud lawan bicara, melebih-lebihkan, salah paham, gagal paham dan halusinasi.

“Hanya 1 komunikasi yang sempurna yakni ketika seseorang mengatakan ABCD dan didengar, atau dfitangkap oleh lawan bicaranya juga ABCD. Oleh karenanya ketika kita bicara dengan orang lain, cenderung lebih banyak terjadi mis-komunikasi, bisa kurang nangkap, melebih-lebihkan, salah paham, gagal paham dan bisa juga disebabkan karena halusinasi,” ujar Riri Satria dalam kuliah umumnya dengan topik bahasan “Mengenal Komunikasi dan Karakter Manusia” di Hotel Rivoli, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2025).

Kuliah umum itu merupakan rangkaian dari kegiatan halal bihalal sekaligus syukuran menyambut ulang tahun Riri Satria ke-55 yang digelar Jagat Sastra Milenia (JSM) dengan tajuk “Memberi Ruang Mewujudkan Mimpi”.

Acara dihadiri sejumlah kolega Riri dan sahabat JSM seperti akdemisi Prof Firdaus Syam Pagaralam, kritikus dan pengamat sastra Maman S Mahayana, anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Imam Ma’arif, komponis Ananda Sukarlan, psikolog Ririen Fina, serta para penyair nasional termasuk Kurnia Effendi, Nanang R Suprihatin, Mahwi Air Tawar, Octavianus Masheka, Fanny J Poyk, Giyanto Subagio, Nuyang Jaimee, Romi Sastra, Ayu Yulia Johan dan Emi Suy. Acara semakin meriah ketika para sahabat memberikan testimoni dan membacakan puisi tentang Riri Satria yang dipandu pengurus JSM Nunung El Niel, Rissa Churria, Shantined dan Erna W Wiyono.

Sekedar informasi, Riri Satria dikenal sebagai pakar teknologi digital, dan saat ini menjabat Staf Ahli Menko Polhukam, Komisaris Utama PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, serta dosen Universitas Indonesia. Riri adalah juga seorang penyair yang telah menerbitkan sejumlah buku kumpulan puisi. Keseriusan dalam menggeluti dunia sastra ditunjukkan dengan mendirikan JSM dan sekaligus menjadi ketua umumnya.

Faktor Mis-komunikasi

Lebih jauh Riri menerangkan, mis-komunikasi terjadi karena beberapa faktor. Pertama, tidak sinkronnya antara pikiran dan pesan yang disampaikan. “Kadang-kadang berpikirnya terlalu cepat dan ngomongnya belakangan,” ujar Riri.

Faktor lainnya, terjadi distorsi atau noise yang mengganggu, pikiran yang tidak konsen kepada topik yang dibicarakan, dan perbedaan bahasa yang dipergunakan serta perbedaan gaya interaksi sosial, perbedaan gaya berpikir dan perbedaan karakter.

Dalam kuliah umum itu juga dilakukan simulasi untuk mengetahui kecenderungan setiap peserta terkait gaya interaksi sosial, gaya berpikir dan karakter. Masing-masing memilih jawaban atas pertanyaan yang ditampilkan pada layar.

“Gaya interaksi sosial terbagi menjadi 4 kecenderungan yakni Analytical, Driver, Expressive dan Amiable. Setiap orang memiliki kecenderungan dominan pada salah satunya,” terang Riri.

Setiap kecenderungan memiliki kelebihan dan kekurangan. “Kecenderungan Analytical memiliki kelebihan sebagai pendengar yang baik, berpikir konseptual, kritis, analitis, mendalam, komprehensif, dan holistik. Kelemahannya, bisa terjebak ke dalam pemikiran yang terlalu lama dan rumit sendiri, sehingga telat membuat tindakan,” papar Riri.

Sedang kecenderungan Driver memiliki kekuatan sebagai pemimpin dengan manajemen yang baik dalam hal merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan. Kelemahannya, kurang peka terhadap perasaan orang lain karena orientasi hanya kepada pekerjaan.

Beda hal dengan kelebihan yang dimiliki seseorang dengan kecenderungan Expressive yakni menghangatkan suasana dan membuat kelompok bergembira, serta membangun kebersamaan. Namun orang dengan kecenderungan Expressive tidak tegas dalam membuat keputusan untuk menghindari konflik, dan ingin menyenangkan semua orang.

“Bisa dibayangkan bagaimana jika dalam sebuah tim kerja hanya terdiri dari orang-orang yang memiliki kecenderungan Expressive. Setiap hari sibuk ngopi supaya tidak ada pertengkaran. Padahal kita tidak bisa menyenangkan semua orang,” kata Riri.

Sementara Kecenderungan Amiable senang mengamati alam, membaca dan mendengar pesan alam “yang tak terlihat”, berpikir kreatif, dan kontemplasi diri. “Seniman memiliki kecenderungan Amiable,” tegas Riri. Sedang kelemahan Amiable, selalu memendam persoalan sehingga potensi menimbulkan masalah emosi. Itu sebabnya orang-orang dengan kecenderungan Amiable selalu menghindar ketika ditanya persoalan yang dihadapi.

Jika 4 kecenderungan itu ada dalam diri seseorang, dengan kadar seimbang, maka akan sempurna alias Polymath. Namun hal itu jarang ditemui karena setiap orang hanya memiliki 1 atau 2 kecenderungan dominan.

“Jika dalam sebuah tim kerja memiliki anggota dengan kecenderungan dominan yang berbeda-beda, dipastikan tim tersebut bisa bekerja dengan baik,” tegas Riri.

Sebelum mengakhiri sesi, Riri mengatakan kebiasaan memberikan kuliah umum pada perayaan ulang tahun, sudah dilakoni sejak 2021.

“Saya terinspirasi oleh Randy Pausch, seorang profesor ilmu komputer di Carnegie Mellon University (CMU) di Pittsburgh, Pennsylvania, AS. Semua kuliah dia diterbitkan jadi buku berjudul The Last Lecture,” terang Riri yang menyelesaikan sekolah doktoralnya di Paris School of Business (PSB), di Paris, Prancis.

 

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini