PojokTIM – Matahari sore bergeser pelan menuju ufuk, Jumat (18/4/2025). Pengunjung dari berbagai daerah mulai memenuhi Plaza Museum Fatahillah di Kota Tua, Jakarta Barat yang cukup luas. Ada yang asyik bersepeda mengenakan topi atau pakaian ala zaman kolonial, menerbangkan baling-baling plastik, berswafoto bersama teman-temannya, atau sekedar bercengekrama santai sambil menikmati lanskap gedung-gedung tua.

Namun ada yang beda di sore itu. Puluhan seniman berkumpul di depan gedung bekas kantor gubernur Hindia Belanda. Satu persatu mereka membacakan puisinya. Suaranya kadang syahdu, namun detik pada bait berikutnya mendadak lantang membahana seperti hendak merobek langit yang sedikit muram selepas hujan.

Suasana semakin menarik ketika sejumlah penyair melakukan improvisasi pembacaan puisi dengan cara membaur bersama pengunjung Kota Tua. Banyak di antara pengunjung yang antusias menyimak isi puisi dan penghayatan pembacaannya. Ada juga yang terkaget-kaget.

“Saya kaget ada acara pembacaan puisi di sini. Jujur saya senang sekali karena sudah lama tidak menyaksikan pembacaan puisi di tempat terbuka,” tutur Hilda, salah satu pengunjung Kota Tua yang datang bersama anak dan suaminya.

Wakil Kepala Sudinbud Jakarta Barat Yusran saat memberikan sambutan, Foto: Dokpri

Pembacaan puisi di Kota Tua diselenggarakan oleh Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) bersama Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat. Menurut Yusran, Wakil Kepala Sudinbud Jakarta Barat, acara bertema Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih digelar untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2025. Kegiatan itu diisi dengan pembacaan dan musikalisasi puisi.

“Mungkin saat ini banyak di antara kita yang lupa dengan sejarah perjuangan RA Kartini. Oleh karenanya kita perlu memperingati dan terus mengenalkan perjuangan para pahlawan agar generasi kini dan mendatang tahu dan paham sejarah bangsanya, termasuk perjuangan Kartini dalam memajukan kaum perempuan melalui gerakan emansipasi atau persamaan hak di bidang pendidikan, pekerjaan dan lainnya,” terang Yusran.

Sementara Ketua TISI Octavianus Masheka mengatakan, kegiatan untuk memperingati Hari Kartini tersebut diikuti oleh para penyair perempuan ternama yang selama ini aktif berkarya dan berkegiatan di berbagai even.

“Berangkat dari sebuah kesadaran untuk tidak melupakan, TISI ingin memberikan apresiasi sekaligus peringatan Hari Kartini dengan menghadirkan pentas baca puisi oleh penyair perempuan. Inilah wujud nyata hasil perjuangan RA Kartini untuk kemajuan perempuan di segala bidang, termasuk bidang kesenian,” terang Octa, sapaan akrabnya.

Devie Matahari tampil impresif saat membacakan puisi di Plaza Kota Tua. Foto: Dokpri

Selain pembacaan puisi, pengunjung yang bisa menjawab kuis interaktif dari pembawa acara Rissa Churria mendapat doorprize berupa uang dan buku dari para penyair.

Ada pun pembaca puisi sore itu adalah Fanny J Poyk, Devie Matahari, Nia Samsihono, Halimah Munawir, Ewith Bahar, Ni Made Sri Andani, Emi Suy, Dyah Kencono Puspito Dewi, Nurhayati, Shantined, Rias A Saharjo, Rini Intama, Erna Winarsih, Nunung Noor El Niel, Mita Katoyo dan Raya Ayahbi.

 

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini