Founder JB Edukreatif Indonesia Julia Basri menyerahkan buku Apa Siapa Pegiat Literasi Nasional kepada Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bogor Rudiyana. Foto: Herman Syahara
PojokTIM – Founder JB Edukreatif Indonesia Yuliyanti Basri menyerahkan buku yang dikurasinya, Apa Siapa Pegiat Literasi Nasional, kepada Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpusda) Kota Bogor Rudiyana, akhir pekan lalu. Pada kesempatan yang sama, Laurensia, guru dan penulis perwakilan dari SMA Regina Pacis Kota Bogor, juga menyerahkan buku berjudul Hikayat Jawa Barat.
Buku Apa Siapa Pegiat Literasi Nasional berisi profil sejumlah guru dan pegiat literasi dari berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan Hikayat Jawa Barat merupakan himpunan karya hikayat yang ditulis siswa-siswa SMA Regina Pacis yang mengikuti Pelatihan Penulisan Hikayat hasil kerjasama antara JB Edukreatif Indonesia dengan SMA Regina Pacis Kota Bogor.
Dalam acara penuh kekeluargaan itu, Yuliyanti Basri yang akrab disapa Julia Basri, menjelaskan perjalanan lembaga literasi JB Edukreatif Indonesia yang dipimpinnya dalam berbagai kegiatan literasi Nasional.
Dia menyebutkan, lembaga yang didirikannya pada 2019 itu telah menggelar sejumlah kegiatan pendampingan, pelatihan, penerbitan, dan seremoni peluncuran buku untuk siswa, guru, dan masyarakat umum dari berbagai daerah di Indonesia.
Di era efisiensi yang diterapkan pemerintah, ungkap Julia, kolaborasi antarpihak terkait adalah jawaban tepat agar kegiatan literasi tidak mati.
“Di saat pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi, kolaborasi adalah kunci agar literasi tidak mati, ” ungkap dosen lepas di sejumlah kampus itu.
Dia mencontohkan, salah satu acara literasi yang telah digelarnya dan meraih sukses dengan berkolaborasi adalah Festival Literasi Kreatif Nasional di Kawasan DPR/ MPR RI Senayan Jakarta di awal 2025 lalu.
Dalam acara itu JB Edukreaif memberikan penghargaan kepada seratusan orang guru, siswa, dan anggota masyarakat pegiat literasi dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, NTT, dan Jabodetabek.
Dalam acara itu, JB Edukreatif Indonesia juga memberikan apresiasi dan anugerah kepada peserta dalam bentuk sertifikat, plakat, slempang sesuai dengan predikat literasi yang diraih peserta.
Predikat dimaksud adalah Kepala Sekolah Inspiratif Literasi Kreatif Nasional, Guru Prestasi Kreatif Nasional, Siswa Aktif Literasi Kreatif Nasional, dan Sekolah Literasi Kreatid Nasional.
Sedangkan untuk masyarakat umum yang peduli literasi dianugerahi predikat Pegiat Literasi Kreatif Nasional.
Menurut Yuliyanti Basri, acara pemberian anugerah itu tidak mungkin terlaksana tanpa ada dukungan dari berbagai instansi terkait.
Dalam menjalankan kegiatannya, Julia Basri menjalin kolaborasi dengan Pusat Badan Bahasa dari Kemendikdasmen, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin/Perpustakaan Jakarta, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bank DKI, dan lembaga swasta lainnya.
“Acara itu sukses karena kami mendapat dukungan penuh dari Badan Bahasa, PDS HB Jassin, dan BRIN, ” pungkasnya.
Sambut baik
Dalam kesempatan audiensi itu, Julia Basri meyampaikan harapan pihaknya dapat menjalin kerjasama lebih konkret dengan Perpustakaan Kota Bogor dalam memajukan literasi di Kotq Hujan itu.
“Kami ingin berkontribusi lebih konkret lagi dalam memajukan literasi dengan berkolaborasi bersama Perpustakaan Kota Bogor, ” harapnya.
Rudiyana menyambut baik ajakan kerjasama itu sebagaimana telah dia lakukan dengan komunitas lain.
“Kami mendukung dan terbuka kepada komunitas yang ingin menjalin kerjasama memajukan dunia literasi di Kota Bogor” tegasnya.
Dia mempersilakan setiap komunitas memanfaatkan fasilitas perpustakaan, auditorium, dan fasilitas lain yang dimiliki Perpusda Kota Bogor.
Rudiyana juga mengungkapkan amatannya pada dunia literasi. Menurit dia, puncak pencapaian literasi tertinggi adalah ketika seseorang mampu mempraktikkan dan mengamalkan isi buku yang dibacanya kepada lingkungan dan masyarakatnya, baik dalam bentuk kerja nyata maupun hasil pemikiran.
Turut hadir dalam acara itu Kepala Bagian Arsip Perpustakaan Kota Bogor Edy Suryanto dan guru pegiat literasi Laurensia dari SMA Regina Pacis Bogor, serta Setyawati (SDN Bhayangkari), dan perwakilan dari SMP Negeri 15 Bogor.
“Tingkatan literasi paling dasar, pertama adalah membaca, kedua menulis, dan ketiga yang paling tinggi mengamalkan apa yang dibacanya atau berkarya yang idenya diambil dari buku yang dibaca,” ungkapnya.
Dia memaparkan, ketika seseorang sudah mampu mengamalkan dan mempraktikkan apa yang dibacanya, maka orang itu telah sampai pada tahap pencapaian literasi yang paling tinggi.
“Karena orang itu sudah bisa merealisasikan apa yang tertulis di dalam buku yang dia baca. Bukan ha ya angan-angan ” katanya.
Dengan filosofi itu, sejak diresmikan pada Desember 2023 lalu, Perpustakaan Kota Bogor membuka pintu seluas-luasnya kerja sama dengan berbagai komunitas di Kota Bogor untuk mempraktikkan ilmu yang didapatnya dari buku.
“Mereka saya tantang untuk mempraktikkan apa yang dia baca dari buku di sini,” ungkap Rudiyana.
Sejumlah komunitas menjawab tantangan itu dengan berbagai praktik nyata. Antara lain, membuat kue, merajut, membuat kerajinan, dan produk lainnya yang ilmunya mereka dapat dari buku.
Kegatan berbagai komunitas itu berdampak positif pada tingkat kunjungan perpustakaan yang mencapai 500 orang pengunjung per hari. Akibatnya, jam operasional perpustakaan pun ditambah.
Lingkungan perpustakaan pun menjadi kebih hidup karena setiap pekan selalu ada atraksi yang menarik perhatian. Mulai dari pertunjukan puisi, teater, merajut, dan kegiatan untuk disabilitas.