PojokTIM –Karya seni, termasuk seni rupa, tidak terlepas dari ekspresi dan pesan penciptanya. Bagaimana jika muatan itu ditafsirkan oleh seniman lain dan dituangkan dalam media berbeda atau alih wahana? Hal itu yang coba digali oleh Satarupa ketika menyelenggarakan lomba cipta puisi dengan lukisan sebagai obyek (ekfrasis).

Kegaiatan yang diselenggarakan di PDS HB jassin, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Sabtu (31/5/2025), ternyata cukup diminati. Tercatat 41 peserta turut berpartisipasi dalam lomba tersebut. Peserta diberi waktu 1 jam untuk mencipta puisi berdasar pengamatan dan interpretasi terhadap lukisan yang disediakan panitia. Terdapat puluhan lukisan karya sejumlah perupa seperti Ni Made Sri Andani, Yunti, dan lainnya, yang bebas dipilih sebagai obyek puisi.

Berdasar penilaian tiga juri yakni Ketua Satarupa Dyah Kencono Puspito Dewi, pelukis Nadia Iskandar, dan kritikus seni yang juga penyair Risfandi Ikhsan (Irzi), puisi karya Iwan Aswan terpilih sebagai Juara I dan berhak atas hadiah uang tunai senilai Rp 500.000 beserta satu lukisan. Juara 2 dengan hadiah uang tunai Rp 400.000 diraih Nuyang Jaimee, dan Juara III Ika Amaliyah yang berhak membawa pulang uang Rp 200.000. Panitia juga memilih 2 Juara Harapan yang jatuh kepada Kembang Sepatu dan Langgeng Irmas. Keduanya mendapat gift dan parfum dari sponsor.

“Ini lomba ekfrasis pertama, dan kami senang karena pesertanya jauh di atas eksptektasi. Melihat semangat dan antusiasme peserta, mudahan-mudahan tahun depan Satarupa dapat mengadakan lomba serupa  dengan jumlah lukisan sebagai obyek penciptaan yang semakin banyak dan beragam,” ujar Dyah Kencono.

Menurut Dyah Kencono, Satarapa merupakan kelompok pekerja seni perempuan yang anggotanya dari berbagai cabang seni termasuk perupa, penari, dan penyair.

Sejumlah sastrawan dan penyair juga hadir dalam kesempatan itu, antara lain Fanny Jonathan Poyk, Nunung El Niel, Wig SM, Giyanto Subagio, Nurhayati, Karenina, Mita Katoyo, Nanang R Supriyatin, Octavianus Masheka, Boyke Sulaiman, serta Imam Ma’arif dari Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta.

Sebelum lomba, digelar diskusi yang menjelaskan tentang ekfrasis dan proses penciptaan puisi. Menurut Irzi, langkah pertama untuk mencipta karya ekfrasis adfalah dengan mendekati lukisan. Lihat warnanya, goresan dan suasananya. Jangan buru-buru memberikan penilaian.

“Dekati seperti  menantu baru,” saran Irzi.

Jenny Mahastuti yang tamplil menjadi pembicara kedua menceritakan proses kreatif di balik penciptaan lukisan tentang Suku Baduy di Kanekes, Banten dan benteng peninggalan Belanda di Maluku. Sementara Bina Novida lebih menyoroti sejarah puisi dan seni lukis.

 

Bagikan ke Media Sosial

Hubungi Admin Jika Ingin Meng-copy Konten Website ini